News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

BPOM Keluarkan Izin Pengunaan Darurat Vaksin Zifivax, Berikut Dosis dan Efek Sampingnya

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(Ilustrasi) Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada warga di Gelanggang Olahraga Remaja (GOR) Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (16/9/2021). Simak dosis penggunaan dan efek samping vaksin Zifivax. Vaksin terbaru yang diberi izin oleh BPOM.

TRIBUNNEWS.COM - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin Zifivax buatan China.

BPOM telah memastikan bahwa penggunaan vaksin Zifivax aman dan ampuh untuk mengatasi semua varian Covid-19.

Berbeda dengan jenis vaksin yang sudah digunakan sebelumnya, vaksin Zifivax harus diberikan dalam tiga dosis.

Vaksin Zifivax merupakan vaksin kesepuluh yang diberikan izin penggunaan darurat oleh Badan POM.

Kepala Badan POM RI, Penny K Lukito menyampaikan persetujuannya terhadap penggunaan vaksin Zifivax dalam konferensi pers, Kamis (7/10/2021).

"Badan POM kembali menginformasikan telah diberikan persetujuan terhadap satu vaksin covid yang baru dengan nama dagang Zifivax," ujar Penny.

Baca juga: 50.000 Dosis Vaksin Covid-19 Disiapkan Pasar Modal Indonesia di Manggarai Barat

Baca juga: BPOM Terbitkan Izin Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 Asal China Zifivax, Efikasi 81,71 Persen

Ia melanjutkan, vaksin ini dikembangkan Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical bekerjasama dengan perusahaan Indonesia, PT Jebio.

Vaksin ini dikembangkan menggunakan platform rekombinan protein sub unit.

Vaksin asal China ini melakukan uji klinik pada 28.500 subyek, di mana 4.000 subyek ada di Indonesia.

"Ini adalah uji klinik yang dilakukan bersama-sama multi center ada Indonesia, ada di Cina juga fase tiganya, Pakistan, Uzbekistan, dan Ekuador."

"Dengan jumlah subjek sekitar 28.500 dan di Indonesia sendiri ada 4.000 subjek karena ini dilakukan dari Bandung, RSCM Jakarta," kata Penny.

Penny mengatakan, uji klinik fase III dilaksanakan di RSCM Jakarta, FK Unpad Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, serta rumah sakit yang tersebar di Bandung dan juga Puskesmas yang tersebar di Jakarta.

"Ini juga meningkatkan menambah kemampuan atau pengalaman Indonesia dalam uji vaksin. Dan juga akan dilakukan transfer teknologi."

"Saya kira itu adalah harapan kita semua bahwa ke depan kita akan terus mengembangkan kemampuan produksi dalam negeri, transfer teknologi tentunya dari produk-produk yang sudah dikembangkan di Indonesia dilakukan oleh industri farmasi BUMN maupun jaga industri Farmasi swasta dengan melakukan transfer teknologi," katanya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini