TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai politik kelas menengah mengalami kenaikan tren elektabilitas tetapi partai-partai yang berada di luar pemerintahan menunjukkan kenaikan yang lebih tajam.
Kenaikan tertinggi diperoleh Partai Demokrat yang elektabilitasnya naik dua persen dalam waktu empat bulan yakni dari 6,6 persen (Mei 2021) menjadi 8,6 persen (September 2021).
Disusul PKS yang naik 1,4 persen menjadi 6 persen, Partai Golkar yang naik 0,6 persen menjadi 11,3%, Nasdem yang naik 0,5 persen menjadi 4,2 persen dan PKB yang naik 0,3 persen menjadi 10 persen pada bulan September 2021.
Demikian temuan lembaga survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) yang melakukan survei pada tanggal 15-21 September dan merilis hasilnya Kamis (7/10/2021).
Sedangkan partai-partai politik lainnya mengalami tren penurunan.
Baca juga: Survei SMRC: Kualitas Capres Menentukan Hasil Pilpres
PDIP mengalami penurunan elektabilitas terbesar yaitu -3,8 persen dari 25,9 persen (Maret 2021) menjadi 22,1 persen (September 2021).
Diikuti oleh Gerindra yang turun 1 persen menjadi 9,9 persen, PAN yang turun 0,4 persen menjadi 1,4 persen dan PPP yang turun 0,3 persen menjadi 2,3 persen pada bulan September 2021 ini.
Tren serupa terlihat pada elektabilitas tokoh.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi satu-satunya ketua umum parpol yang tren elektabilitasnya naik.
Dalam simulasi tertutup 15 nama, tren elektabilitas AHY naik 0,3 persen dari 4,2 persen (Maret 2021) menjadi 4,5 persen (September 2021).
Sedangkan tren elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto justru merosot tajam -3,7 persen menjadi 20,7 persen pada September ini.
Ketua umum parpol lainnya yaitu Airlangga Hartarto meraih elektabilitas 0,5 persen.
Elektabilitas Menteri Pariwisata dan Kreatif Sandiaga Uno merosot 1,4 persen menjadi 6,5 persen.
Begitu juga elektabilitas Ketua DPR RI Puan Maharani dengan tingkat elektabilitas 1,4 persen.
Di luar mereka, papan 15 besar ini diisi oleh para gubernur di pulau Jawa dan beberapa menteri yang belum memiliki kendaraan partai politik.
"Dari 9 parpol yang punya kursi di DPR, hanya AHY ketua umum parpol yang punya potensi memimpin bangsa ini ke depan," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Benny K Harman menanggapi hasil survei SMRC ini.
Menurut Benny, tokoh-tokoh lain yang memperoleh elektabilitas tinggi adalah para pejabat publik.
AHY satu-satunya tokoh non pejabat publik yang masuk dalam papan 15 besar elektabilitas, pada urutan keenam.
"Masuk akal jika tingkat tahu masyarakat terhadap para pejabat publik ini cukup tinggi," lanjut Benny yang juga anggota Komisi III DPR RI.
"Berbeda dengan AHY yang hanya jadi ketua umum namun berhasil mencapai popularitas hingga 67 persen. Ini sinyal kalau Mas AHY bisa do something, melakukan sesuatu yang lebih agresif bagi kepentingan masyarakat umum, peluang itu sangat terbuka," ujar Benny dikutip dari Kompas.com.
Benny mengatakan, hasil survei itu juga menjadi kabar gembira karena elektabilitas Demokrat yang berada di luar pemerintahan meningkat, meski peningkatannya tidak terlalu besar.
Menurut Benny, peningkatan elektabilitas Demokrat yang tidak terlalu besar dapat diterima lantaran Demokrat masih berkonsentrasi menghadapi kasus "kudeta" yang melibatkan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko.
Di sisi lain, Anggota Komisi III DPR itu juga menyambut gembira hasil survei SMRC yang menunjukkan elektabilitas AHY sebesar 4,5 persen pada simulasi 15 nama dan 5,4 persen pada simulasi 8 nama.
Alasannya, hanya AHY dan Prabowo Subianto ketua umum partai yang masuk dalam daftar tokoh dengan elektabilitas tinggi.
"Coba bayangkan dari sembilan parpol yang punya fungsi di DPR, hanya dua ketua umum partai politik yang punya potensi untuk memimpin bangsa ini ke depan," kata Benny.
Selain itu, Benny menilai AHY memiliki potensi yang menjanjikan lantaran popularitasnya sudah tinggi meski tidak menduduki jabatan apapun di pemerintahan.
Survei SMRC menunjukkan, Partai Demokrat memiliki elektabiltias sebesar 8,6 persen dan berada di posisi kelima.
Demokrat berada di bawah posisi PDI-P (22,1 persen), Golkar (11,3 persen), PKB (10 persen), dan Gerindra (9,9 persen).
Survei dilaksanakan pada 15-21 September 2021 dengan melalukan wawancara langsung kepada 981 orang responden yang dipilih melalui metode multisatege random sampling.
Margin of error survei ini diperkirakan sebesar plus minus 3,19% pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sumber: Kompas.com/Tribunnews.com