TRIBUNNEWS.COM - Maulid Nabi merupakan peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah.
Tahun ini, 12 Rabiul Awal 1443 H jatuh pada hari Selasa, 19 Oktober 2021.
Namun, hari libur Maulid Nabi tidak jatuh pada tanggal yang sama, karena pemerintah telah menetapkan libur Maulid Nabi Muhammad jatuh pada Rabu, 20 Oktober 2021.
Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir.
Dosen Tafsir Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta, Ahmadi Fathurrohman Dardiri SThI MHum menjelaskan lebih lanjut terkait peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Baca juga: Kapan Libur Maulid Nabi Muhammad? Bukan di 12 Rabiul Awal, Ini Tanggalnya
Baca juga: Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Disertai Nilai dan Maknanya
"Maulid artinya kelahiran, sementara Maulud itu artinya orang yang dilahirkan," ujarnya.
Hukum memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW pada dasarnya mubah.
"Jadi ini hal-hal yang bukan sebuah keharusan, mendapatkan pahala dalam level-level tertentu juga tidak," jelasnya.
"Ada ayat yang menjelaskan tentang Allah SWT dan Malaikat itu bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW, kenapa kita tidak?," ujarnya.
Surah Al-Ahzab (33) Ayat 56:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
"innallāha wa malā`ikatahụ yuṣallụna 'alan-nabiyy, yā ayyuhallażīna āmanụ ṣallụ 'alaihi wa sallimụ taslīmā"
Artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.
Masih banyak hal-hal lainnya yang tergolong sunnah.
"Maulid dalam bentuk fisiknya, ada beberapa abad kemudian, di zaman Abbasiyah baru ada," jelasnya.
Menurutnya, itu merupakan budaya, ulama-ulama muslim yang sepakat bahwa kebiasaan baik perlu dilestarikan.
Dalam hadist nabi dinyatakan bahwa "barang siapa yang mewariskan sunnah atau kebiasaan yang baik ketika ada seorang yang meniru, kita mendapatkan pahala dua kali lipat".
"Kita mendapatkan pahala dari apa yang kita lakukan, lalu kita mendapatkan pahala dari orang yang melakukan karena kita pernah melakukannya dan dicontoh oleh orang tersebut," ungkapnya.
Baca juga: Sejarah Perayaan Maulid Nabi Pertama Kali sebagai Tradisi Umat Islam dan Nilai yang Terkandung
Baca juga: Jelang Maulid, Kemenag Terbitkan Pedoman Penyelenggaraan Hari Besar Keagamaan saat Pandemi
Keutamaan Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW
Ahmadi mengambil pernyataan dari Kyai Adam Kosasih asal Subang mengenai keutamaan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
1. Syukur
"Kita merasa bersyukur atas hadirnya Nabi Muhammad SAW di muka bumi ini," ujarnya.
Lebih menyenangkan lagi, semua terekam baik dalam Alquran, hadist, sunnah, dan informasi-informasi dari para sahabat.
2. Memuji
"Bukan berarti Nabi suka dipuji," ungkapnya.
Fakta di balik kelahiran Nabi Muhammad SAW sangat luar biasa, dan karenanya kita harus melakukan pujian kepadanya.
Kalau bukan karena kamu Muhammad, Kalau bukan karena kamu Muhammad, Aku tidak menciptakan alam raya, itu kata Allah SWT dalam hadits Qudsi.
"Artinya, alasan keberadaan Nabi Muhammad sendiri itu adalah alasan yang bukan saja rasional, tetapi juga intelektual. Bahkan Allah menyatakan pentingnya sosok Muhammad, mungkin itu sulit dipercayai, tetapi itulah yang terjadi," jelasnya.
Sebagai pengikutnya, orang yang melihat Nabi Muhammad SAW sebagai figur, akan lebih sering memujinya.
"Untuk lebih melihat sosok Beliau untuk bisa masuk dalam diri kita," tambahnya.
3. Tholabul ilmi
Pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pasti ada pengajian.
"Di titik tertentu, ini adalah momen mengembangkan pengetahuan," jelasnya.
Ketika wasiat takwa itu disampaikan, seringkali informasi yang ada mampu menimbulkan hikmah.
"Hikmah ini menjadi semangat tersendiri, hikmah itu kumpulan dari pengalaman, dalil, informasi tercampur jadi sampai. Dengan hikmah kita bisa merubah berbagai hal, mungkin adanya hikmah melalui pengajian-pengajian itu, level keimanan, pengetahuan dan kebaikan mungkin akan naik," ungkapnya.
4. Teladan
Hubungan meneladani Nabi, melihat Nabi sebagai tuntunan, itu adalah cara menuju kepada Allah.
Menurut Ahmadi, Nabi Muhammad SAW bisa dibilang sebagai wasilah kita kepada Tuhan kita.
"Nah ini merupakan empat keutamaan memperingati Maulid Nabi, sisanya dapat bersifat personal," tambahnya.
"Maulid Nabi merupakan cara kita melihat figur Nabi Muhammad, di balik figur ini terdapat latar belakangnya, pengalamannnya, dan semuanya."
"Kita memahami figur Nabi Muhammad tidak boleh sedikit-sedikit, misal hanya cara makan atau berpakaiannya saja."
"Itu boleh, tidak salah, namun sifatnya parsial. Akan lebih menarik dan membahagiakan lagi jika kita meniru Nabi Muhammad secara keseluruhan."
"Kita menjadi jujur saja, itu sudah luar biasa," jelasnya.
(Tribunnews.com/Latifah)