Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Universitas Negeri Jakarta Ubedilah Badrun menilai pujian Prof. Kishore Mahbubani kepada Presiden Joko Widodo yang menyebutnya jenius dan paling efektif terlalu subjektif.
"Itu mengabaikan prinsip-prinsip akademik pada ranah ilmu politik dengan area studi demokrasi, serta mengabaikan wajah lain Jokowi dalam indikator demokrasi," kata Ubedilah Badrun kepada Tribunnews, Senin (11/10/2021).
Jika ukuran jenius itu diukur hanya dari efektifitasnya merangkul Prabowo-Sandi dalam kabinet, mampu mengesahkan UU Omnibus Law yang pro oligarki, dan soal ekonomi dengan versi sepihak, menurut Ubed, ukuran itu sangat tidak utuh.
"Saya menangkap atau menduga kuat ada subjektivitas yang kuat pada Prof Kishore karena menilai Presiden Indonesia dari indikator kemauan Singapura dan oligarki ekonomi," katanya.
Menurutnya, keliru jika menilai ekonomi Indonesia hanya dari utang publik.
Dia menilai apa yang dikatakan Prof Kishore ini sangat berbahaya karena mengabaikan nilai-nilai demokrasi dan mengabaikan nyawa manusia.
"Data lain yang saya maksud adalah mengabaikan data bahwa dalam kepemimpinan Jokowi indeks demokrasinya justru mendapat skor terburuk sepanjang 14 tahun terakhir dengan angka 6,30," katanya.
Baca juga: Nostalgia Mantan Partner: 1 Jam Jokowi dengan Jusuf Kalla Ngobrol Sambil Makan Siang di Yogyakarta
Selain itu, dikatakan Ubed, skor kebebasan sipil juga tercatat hanya mencapai 5,59, indeks kebebasan internet juga skornya merah hanya 49.
"Bahkan indeks Hak Asasi Manusia juga rapotnya merah hanya 2,9. Profesor Kishore juga mengabaikan pelanggaran HWM atas tewasnya sejumlah anak muda dalam berbagai aksi memperjuangkan hak-hak rakyat banyak," pungkas Ubed.
Sebelumnya, kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden Republik Indonesia dipuji oleh Kishore Mahbubani, seorang peneliti terkemuka Asia Research Institute di National University of Singapore.
Kishore Mahbubani merupakan penulis Has China Won? (Humas, 2020). Ia terpilih sebagai salah satu dari 50 pemikir dunia terbaik versi majalah Prospect pada tahun 2014.
Dia juga dikenal sebagai dosen dan Profesor Praktik Kebijakan Publik pada Kebijakan Publik Lee Kuan Yew School, Universitas Nasional Singapura.
Dalam tulisannya yang berjudul "The Genius of Jokowi", Kishore Mahbuban membeberkan banyak prestasi Jokowi selama memimpin Indonesia yang dikenal sebagai negara besar dan terdiri dari beragam etnis.