Tulisan Kishore Mahbuban ini bisa diakses di Project Syndicate yang dipublikasikan pada 6 Oktober 2021.
Baca juga: Presiden Jokowi Tegaskan Komponen Cadangan Hanya Untuk Kepentingan Pertahanan
Berikut ulasan Profesor Kishore Mahbubani yang dikutip Tribunnews.com, Kamis (7/10/2021):
Profesor Kishore Mahbubani memulai tulisannya dengan mengulas sedikit soal pemerintahan Afghanistan yang runtuh baru-baru ini dimana seluruh dunia menyaksikannya.
Berbeda dengan Indonesia, negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar dunia ini justru menghasilkan pemimpin yang dipilih secara demokratis di dunia yakni Presiden Joko Widodo yang dikenal sebagai Jokowi.
Profesor Kishore Mahbuban menyebut terpilihnya Jokowi sebagai Presiden RI semakin luar biasa karena Jokowi telah berhasil memimpin salah satu negara paling rumit di dunia untuk diperintah.
Indonesia secara geografis adalah negara besar.
Indonesia membentang 5.125 kilometer (3.185 mil) dari timur ke barat, membuatnya lebih luas dari benua Amerika Serikat dan terdiri dari 17.508 pulau.
Selain itu, hanya sedikit negara besar yang dapat menandingi keragaman etnis Indonesia.
Ketika ekonomi Indonesia menyusut 13,1% pada tahun 1998 sebagai akibat dari krisis keuangan Asia, banyak pakar meramalkan bahwa Indonesia akan runtuh seperti Yugoslavia.
Namun kenyataannya pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap membaik.
Jokowi dinilai telah melakukan lebih dari sekadar memerintah secara kompeten. Dia telah menetapkan standar pemerintahan baru yang seharusnya membuat iri negara-negara demokrasi besar lainnya.
Di awal menjabat presiden Indonesia, Jokowi telah menjembatani kesenjangan politik Indonesia.
Profesor Kishore Mahbubani menjelaskan bahwa hampir satu tahun setelah Joe Biden memenangkan pemilihan presiden AS pada 2020 namun 78% pendukung dari Partai Republik masih tidak percaya dia terpilih secara sah.
Biden menjabat sebagai senator AS selama 36 tahun tetapi dia tidak dapat memulihkan perpecahan di Amerika setelah Pilpres.