TRIBUNNEWS.COM - Akademisi Azyumardi Azra menanggapi soal dilantiknya Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Pihaknya mengatakan hal tersebut terkesan adanya unsur politis.
Dikutip dari Kompas.com, pihaknya mengatakan seharusnya Ketua dan Anggota Dewan Pengarah BRIN adalah ilmuwan atau peneliti terkemuka berkaliber internasional.
Bukannya Ketum partai politik yang tidak punya kepakaran soal riset dan inovasi.
Azyumardi juga menghubungkannya dengan kasus Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), di mana Ketua Dewan Pengarah BPIP saat ini masih dijabat oleh Megawati.
Adanya hal tersebut BPIP menjadi partisan dan kehilangan kepercayaan publik.
Baca juga: Posisi Megawati Jadi Ketua Dewan Pengarah BRIN Dinilai Sebagai Skema Strategis Pembangunan Nasional
“BRIN juga bakal bernasib sama seperti BPIP,” kata dia.
Menurut dia, sisa masa jabatan Jokowi di periode ini tidak akan cukup untuk membuat BRIN menjadi legacy.
“Tidak cukup waktu sekitar 2 tahunan bagi Presiden Jokowi mengonsolidasi BRIN menjadi legacy-nya yang baik, tidak berantakan seperti sekarang,” ungkap dia.
Lantas siapakah sosok Azyumardi Azra?
Pria kelahiran 4 Maret 1955 ini merupakan seorang akademisi Indonesia.
Dirinya juga pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sebagai tokoh Intelektual Islam Indonesia sudah banyak karya tulis buku-buku yang sudah ia terbitkan.
Berikut di antaranya, diambil dari Wikipedia: