Ketua DPP PPP Achmad Baidowi menyatakan, PPP 'ngukur baju' alias bersikap realistis dengan kekuatan PPP saat ini di parlemen.
Hal itu ia sampaikan dalam Dialektika Demokrasi bertajuk 'Membaca Peta Koalisi dan Potensi Kontestasi 2024', di Media Center Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/10/2021).
Awalnya, Baidowi menyinggung kemungkinan hadirnya tiga poros dalam pilpres mendatang.
Dia mengatakan PPP sebagai partai berbasis Islam, masih tetap signifikan bersanding dengan partai lainnya, meski hanya memiliki suara sebesar 4,5 persen saat Pemilu 2019.
"Satu poros PDIP, satu poros Golkar, dan satu lagi poros lainnya."
"Di poros yang lain itu, itu tergantung PPP juga, apakah PPP tertarik dengan poros ketiga, misalkan Nasdem, PAN, PPP itu sudah 21 persen."
"Itu memang memungkinkan, tetapi kita tak membicarakan jauh ke sana," ujar anggota Komisi VI DPR itu.
Pria yang akrab disapa Awiek itu menyatakan, PPP sebagai partai religius bakal melengkapi partai-partai nasionalis yang memiliki suara besar.
Katanya, PPP terbuka peluang berkoalisi dengan Golkar atau Gerindra untuk melengkapi sisi partai religius.
"Bahkan, kehadiran PPP sebagai salah satu partai partai identitas yang berasas Islam, dibutuhkan kehadirannya di situ," paparnya.
Realitas politik membuat PPP mesti realistis menghadapi Pilpres 2024.
Namun, PPP tetap bisa mengajukan Suharso Monoarfa sebagai cawapres di Pilpres 2024.
"Kami apresiasi kepada Partai Golkar yang mendeklarasikan Pak Airlangga sebagai capres, karena beliau punya kekuatan."
"Kalau partai kami, Ketua Umum PPP (Suharso Monoarfa) mendeklarasikan sebagai capres, kenapa tidak ngukur baju?"