TRIBUNNEWS.COM - Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, mewakili pemerintah meminta masyarakat untuk displin menaati protokol kesehatan.
Pasalnya, saat ini, beberapa negara di Eropa sedang mengalami lonjakan kasus Covid-19 untuk ketiga kalinya.
"Kita harus tetap waspada untuk menghindari risiko lonjakan kasus lagi. Hal ini sudah terjadi di negara-negara Eropa seperti Inggris dan Rusia," ujar Johnny dikutip dari Tribunnews.com, Sabtu (23/10/2021).
Walaupun Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah dilonggarkan, Jhonny mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap waspada.
Terlebih, kata Jhonny, ketika masyarakat menggunakan kendaraan umum, seperti saat melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum.
Baca juga: Sektor Pariwisata Siap Dibangkitkan, Tapi Waspadai Ancaman Covid-19 Gelombang 3
Baca juga: Pakar Ingatkan Risiko Tertular Covid-19 di Pesawat saat Makan dan Berbicara
Meski telah melaksanakan vaksinasi, masyarakat tetap diharapkan untuk terus mengantisipasi diri, yakni dengan perlindungan maksimal seperti menggunakan masker ganda.
Masker yang berdaya saring tinggi, pas di wajah, dan nyaman untuk digunakan bernapas adalah pertimbangan pemakaian masker yang utama.
"Mari gunakan masker untuk cegah penularan serta menjaga jarak. Jangan berdesakan atau berhimpitan dan juga rajin mencuci tangan," imbau Jhonny.
Pola Lonjakan Kasus Covid-19 di Indonesia Berbeda dari Negara Lain
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, menjelaskan pola kenaikan Covid-19 di Indonesia.
Wiku menilai, pola kenaikan Covid-19 di Indonesia cenderung berbeda bila dibandingkan dengan pola-pola negara lain di dunia.
Baca juga: Pastikan Pengunjung Patuhi Prokes, Kebun Binatang Ragunan Siapkan Satgas Covid-19
Ketika dunia sedang mengalami kelonjakan kasus Covid-19 kedua, di Indonesia malah berada pada titik kasus terendah.
Sementara pada saat Indonesia sedang mengalami lonjakan kedua, dunia malah sudah mulai menurun.
Begitu pula pada saat terjadi penurunan kasus di Indonesia, dunia malah sedang mengalami lonjakan ketiga.
Hal tersebut disampaikan oleh Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan secara virtual di YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (21/10//2021).
Baca juga: Update Covid-19 Global 24 Oktober: Total Kasus 244 Juta, Indonesia Urutan 82 Kasus Aktif Terbanyak
Baca juga: Erick Thohir: Pandemi Covid-19 Bikin yang Kaya Makin Kaya, yang Miskin Makin Miskin
"Jika dibandingkan dengan negara lain, pola kenaikan Covid-19 di Indonesia cenderung berbeda. Puncak pertama di Indonesia terjadi bersamaan dengan puncak pertama di dunia dan beberapa negara lainnya yaitu pada Desember 2020 dan Januari 2021," jelas Wiku.
Lonjakan ini terjadi karena ada perayaan Natal dan Tahun Baru yang terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
"Namun ketika dunia didominasi lonjakan dari India pada 29 April 2021, Indonesia justru berada pada titik kasus yang sangat rendah. Sebaliknya dibulan Juli saat negara lain sedang turun kasusnya, Indonesia justru mengalami lonjakan kedua. Memasuki bulan Agustus lonjakan di Indonesia sudah mulai turun dari lonjakan kasus kedua, namun dunia mulai memasuki lonjakan kasus ketiga," lanjut Wiku.
Lonjakan dunia ini bebarengan dengan beberapa negara yang juga naik termasuk negara tetangga seperti di antaranya Jepang, Singapura dan Malaysia.
Baca juga: 2 Tahun Kinerja Pemerintah Jokowi-Ma’ruf dalam Penanganan Pandemi Covid-19 di Indonesia
Untuk itu, Wiku mengingatkan kepada seluruh mayarakat Indonesia agar terus mawas diri dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Adanya lonjakan ketiga ini menjadi perhatian bagi Indonesia untuk berhati-hati dalam menyikapi penurunan kasus yang terjadi terutama dalam hal pembukaan aktivitas masyarakat," kata Wiku.
Positivity Rate Indonesia di Bawah 1 Persen
Ketua DPR RI, Puan Maharani, mengatakan Covid-19 di Indonesia sudah lebih terkendali.
Pencapaian ini, kata Puan, berkat kerja keras dan gotong royong seluruh elemen bangsa.
Sehingga, Indonesia bisa cepat pulih dari pandemi dan aktivitas sosial ekonomi masyarakat dapat kembali normal.
Bahkan, jika masyarakat terus disiplin menjalankan protokol kesehatan dan melaksanakan vaksinasi sesuai anjuran pemerintah, maka tahun 2022 dapat menjadi momentum kebangkitan bangsa dari pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.
“Jika kita disiplin, tahun depan bisa jadi momentum kebangkitan bangsa Indonesia dari hantaman Covid-19,” terang Puan dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (24/10/2021).
Untuk diketahui, saat ini positivity rate nasional akhir-akhir ini sudah di bawah 1 persen, bahkan sudah di bawah standar yang ditetapkan WHO, yakni di bawah 5 persen.
Kendati demikian, Puan meminta masyarakat untuk tidak lengah dalam menerapkan prokes.
“Meski positivity rate sudah di bawah standar, bahkan belakangan ini sudah di bawah 1 persen, tapi selama masih ada kasus baru per harinya, Covid-19 masih bisa mungkin melonjak kalau kita lengah,” kata Puan.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Rina Ayu Panca Rini)