News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menag Yaqut Sebut Kemenag Hadiah Negara untuk NU, Begini Kata Ketum Muhammadiyah hingga Buya Anwar

Penulis: Nuryanti
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menag Yaqut Cholil Qoumas. Menag menyebut Kementerian Agama (Kemenag) merupakan hadiah khusus untuk Nahdlatul Ulama (NU).

Ia mengatakan, pernyataan Yaqut tidak pas dan kurang bijaksana dalam konteks kenegarawanan.

"Dengan segala hormat dan kerendahan hati, tentang pernyataan Pak Menteri Agama tentu itu hak beliau."

"Meski saya pribadi dapat menyatakan bahwa komentar tersebut tidak pas dan kurang bijaksana dalam perspektif membangun spirit kenegarawanan," ujarnya melalui Instagram resminya @ahmadhelmyfaishalzaini yang dikutip Tribunnews.com, Minggu (24/10/2021).

Baca juga: Kemenag Ungkap Dana 18 Ribu Jemaah Umrah Tertahan di Maskapai Penerbangan

Baca juga: Kemenag RI Selenggarakan Pemberdayaan Ekonomi Umat Berbasis Tokoh Agama

Helmy menyebut, Kemenag adalah hadiah negara untuk semua agama.

Sehingga, menurutnya, bukan hanya untuk NU atau hanya untuk umat Islam.

"Bahwa NU punya peran besar dalam menghapus tujuh kata dalam Piagam Jakarta, tak lagi disangsikan."

"Namun, tidak berarti NU boleh semena-mena berkuasa atas Kementerian Agama ataupun merasa ada hak khusus," terangnya.

Kata Muhammadiyah

Sementara itu, Ketua Umum Muhammadiyah, Haedar Nashir menyebut bahwa berdasarkan konstitusi, Indonesia adalah milik semuanya.

Kemerdekaan Indonesia, kata dia, juga diwujudkan oleh seluruh rakyat Indonesia.

"Indonesia milik semua itu sudah disegel oleh konstitusi."

"Kemerdekaan Indonesia untuk mewujudkan kehidupan yang bersatu di samping berdaulat, adil, dan makmur yang menjadi cita-cita nasional," ujarnya, seperti dikutip Tribunnews.com dari laman resmi Muhammadiyah, Minggu.

Baca juga: Peringati Hari Santri Nasional 2021, RMI-PBNU Gelar 1.000 Khotmil Quran untuk Syuhada

Baca juga: Kata Ketua Majelis Kesehatan Muhammadiyah Soal Kehalalan Vaksin Zifivax 

Haedar menyampaikan, Bhinneka Tunggal Ika bahkan telah menyatu menjadi darah daging ke-Indonesiaan di Republik ini, jika benar-benar dipahami dan dihayati untuk dipraktikkan dengan bukti.

"Karenanya, ketika ada warga dan elite bangsa atau golongan apa pun yang mengklaim Indonesia seolah miliknya dan diperuntukkan bagi diri dan kelompoknya, sejatinya bertentangan dan keluar dari fondasi yang menjadi jiwa, pikiran, koridor, cita-cita, dan tujuan Indonesia merdeka."

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini