Ia mengatakan, pernyataan Yaqut tidak pas dan kurang bijaksana dalam konteks kenegarawanan.
"Dengan segala hormat dan kerendahan hati, tentang pernyataan Pak Menteri Agama tentu itu hak beliau."
"Meski saya pribadi dapat menyatakan bahwa komentar tersebut tidak pas dan kurang bijaksana dalam perspektif membangun spirit kenegarawanan," ujarnya melalui Instagram resminya @ahmadhelmyfaishalzaini yang dikutip Tribunnews.com, Minggu (24/10/2021).
Baca juga: Kemenag Ungkap Dana 18 Ribu Jemaah Umrah Tertahan di Maskapai Penerbangan
Baca juga: Kemenag RI Selenggarakan Pemberdayaan Ekonomi Umat Berbasis Tokoh Agama
Helmy menyebut, Kemenag adalah hadiah negara untuk semua agama.
Sehingga, menurutnya, bukan hanya untuk NU atau hanya untuk umat Islam.
"Bahwa NU punya peran besar dalam menghapus tujuh kata dalam Piagam Jakarta, tak lagi disangsikan."
"Namun, tidak berarti NU boleh semena-mena berkuasa atas Kementerian Agama ataupun merasa ada hak khusus," terangnya.
Kata Muhammadiyah
Sementara itu, Ketua Umum Muhammadiyah, Haedar Nashir menyebut bahwa berdasarkan konstitusi, Indonesia adalah milik semuanya.
Kemerdekaan Indonesia, kata dia, juga diwujudkan oleh seluruh rakyat Indonesia.
"Indonesia milik semua itu sudah disegel oleh konstitusi."
"Kemerdekaan Indonesia untuk mewujudkan kehidupan yang bersatu di samping berdaulat, adil, dan makmur yang menjadi cita-cita nasional," ujarnya, seperti dikutip Tribunnews.com dari laman resmi Muhammadiyah, Minggu.
Baca juga: Peringati Hari Santri Nasional 2021, RMI-PBNU Gelar 1.000 Khotmil Quran untuk Syuhada
Baca juga: Kata Ketua Majelis Kesehatan Muhammadiyah Soal Kehalalan Vaksin Zifivax
Haedar menyampaikan, Bhinneka Tunggal Ika bahkan telah menyatu menjadi darah daging ke-Indonesiaan di Republik ini, jika benar-benar dipahami dan dihayati untuk dipraktikkan dengan bukti.
"Karenanya, ketika ada warga dan elite bangsa atau golongan apa pun yang mengklaim Indonesia seolah miliknya dan diperuntukkan bagi diri dan kelompoknya, sejatinya bertentangan dan keluar dari fondasi yang menjadi jiwa, pikiran, koridor, cita-cita, dan tujuan Indonesia merdeka."