TRIBUNNEWS.COM - Kabid Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19, Dewi Nur Aisyah, menjelaskan berbagai persiapan masa transisi pandemi menjadi endemi.
Pemerintah tengah mengupayakan untuk membangun ketahanan kesehatan masyarakat Indonesia.
Mulai dari mengubah perilaku, mempercepat pembentukan kekebalan hingga memperluas vaksinasi.
"Kita belajar bagaimana transisi dari pandemi ke endemi."
"Kita saat ini tengah berupaya untuk membangun ketahanan kesehatan masyarakat Indonesia," ucap Dewi, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Senin (1/11/2021).
Sehingga, tidak hanya melakukan penyelesaian permasalahan Covid-19, namun juga tantangan baru terhadap penyakit baru lainnya.
Baca juga: Indonesia Disebut Negara Zona Hijau, Anggota Komisi IX: Ingat, Covid-19 di Seluruh Dunia Masih Labil
Ada berbagai cara untuk membangun ketahanan kesehatan masyarakat.
Pertama, kata Dewi, adanya perubahan perilaku.
"Ini wajib, kepatuhan protokol kesehatan," tuturnya.
Kedua, bagaimana mempercepat pembentukan kekebalan heard immunity.
"Ajak semua di sekitar kita untuk vaksinasi," ungkap Kabid Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19 itu.
Ketiga, menguatkan kapasitas dan infrastruktur kesehatan rumah sakit tetap standby,
Keempat, mengawasi distribusi varian.
"Kita coba lihat varian di Indonesia, lokasinya di mana saja," jelas Dewi.
Terakhir, menyusun rencana pengendalian jangka panjang.
Baca juga: 73 Juta Orang Indonesia Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 Dosis Lengkap, 35% dari Target
Beberapa Poin yang Harus Dilakukan Supaya Pandemi Menjadi Endemi
Diberitakan Tribunnews.com, sudah kurang lebih dua tahun lamanya Covid-19 dan sampai sekarang masih dikategorikan sebagai pandemi karena beberapa negara masih terdampak Corona.
Pengamat Kebijakan Publik, Saiful SH, menyatakan tidak mungkin menghilangkan virus Covid-19 dengan secepat kilat.
"Yang artinya virus ini akan tetap ada, namun kita semua harus bisa berdampingan dengan adanya virus tersebut."
"Dengan kata lain virus tersebut tetap ada akan tetapi tingkat penularannya sedikit sekali sehingga menjadi endemi," kata Bedjo dalam live talkshow dengan tema 'Vaksinasi, Prokes, Syarat Ubah Pandemi Menjadi Endemi," Selasa (26/10/2021).
Oleh karena itu, kata Saiful, karena pandemi adalah wabah penyakit yang menyerang luas ke beberapa negara dengan gejala dan jumlah kasus serta kematian yang tinggi dan meningkat.
Maka transisi dari pandemi menjadi endemi itu penting.
Dikarenakan, semua sendi kehidupan dan aktifitas tetap harus berjalan.
Menurut pria yang akrab disapa Bedjo ini, ada beberapa poin yang harus dilakukan supaya pandemi menjadi endemi.
Pertama adalah masyarakat harus secara ketat dalam menerapkan prokes.
Kedua, vaksinasi berkelanjutan, ketiga memberikan Informasi kepada masyarakat untuk sadar diri terhadap bahayanya Covid-19.
Kemudian, pentingnya mematuhi himbauan dari pemerintah tentang program dan peraturan dalam rangka pengendalian pandemi covid-19..
Keempat, menekan terjadinya peningkatan kasus Covid-19 di gelombang ke-3 serta perbaikan sistem digital, terdiri dari IT, OT, dan internet of things.
Strategi Vaksinasi, Obat Covid-19, dan Prokes Ketat Jadi Kunci Turunkan Pandemi Jadi Endemi
Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Erlina Burhan, mengatakan strategi cakupan vaksinasi, obat untuk Covid-19, serta protokol kesehatan yang ketat sebagai pembuka jalan agar pandemi menjadi endemi.
"Strategi obat, vaksin, dan prokes, memang bisa menurunkan pandemi ke endemi," ujar Erlina dalam agenda pelatihan media terkait obat dan vaksin di masa pandemi Covid-19 yang diikuti Tribunnews secara virtual, Selasa (19/10/2021).
Ia mengungkapkan, saat ini perilaku masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan membaik diiringi dengan cakupan vaksinasi yang kian meluas.
"Makin banyak orang yang mengerti sadar dan waspada Covid-19 dengan memakai masker, cuci tangan, jaga jarak dari kerumunan dan cakupan vaksinasi juga meningkat kita lihat kasus Indonesia di bawah 1.000 per hari," jelasnya.
Dokter spesialis paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini mengatakan, sejumlah obat-obatan yang memiliki potensi ampuh melawan Covid-19 sedang menjalani uji klinis tahap 3.
Baik yang bersifat monoclonal antibodies (protein buatan yang meniru kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan patogen berbahaya), seperti Bamlanivimab dan Etesevimab.
Serta obat-obatan yang bersifat antivirus, meliputi Molnupiravir, Proxalutamide, dan AT-527
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Rina Ayu)
Simak berita lainnya terkait Penanganan Covid-19