TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Demokrat, Syarief Hasan mengungkapkan sejumlah tantangan yang harus dihadapi Jenderal Andika Perkasa saat resmi menjabat sebagai Panglima TNI.
Jika melihat usianya saat ini, Andika masih memiliki masa kerja 13 bulan lagi.
Jika merujuk pada aturan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, batas usia pensiun paling tinggi TNI ialah 58 tahun untuk perwira. Sedangkan untuk bintara dan tamtama ialah 53 tahun.
Syarief mengatakan, Panglima TNI yang baru harus bisa meningkatkan konsolidasi di lingkungan TNI.
Pasalnya, jika TNI solid maka mereka akan bisa menjaga kedaulatan NKRI dengan lebih baik lagi.
"Publik sudah mengetahui semuanya bahwa TNI sangat diharapkan oleh Rakyat, pertama bagaimana agar konsolidasi di lingkungan TNI lebih ditingkatkan."
Baca juga: Koalisi Masyarakat Sipil: Uji Calon Panglima TNI, DPR Wajib Libatkan Publik, Komnas HAM dan KPK
"Kenapa? Kalau TNI sangat solid, maka tentu dalam mengemban tugas-tugas TNI di dalam menjaga kedaulatan negara Republik Indonesia itu akan semakin baik," kata Syarief dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Kamis (4/11/2021).
Lebih lanjut, Syarief menegaskan, di tangan Panglima TNI yang baru masalah krusial seperti KKB Papua harus diselesaikan.
Hal itu karena semakin lama, KKB Papua akan semakin mengganggu keamanan masyarakat.
"Yang paling krusial adalah masalah KKB di Papua. Ini kan semakin intensitasnya semakin tinggi dan semakin mengganggu. Ini harus ada ketegasan bagaimana cara mengatasi ini."
Baca juga: Jenderal Andika Perkasa Jadi Calon Panglima TNI Pilihan Jokowi, Gatot Nurmantyo: Sangat Tepat
"Selama jabatan panglima yang baru, masalah Papua ini sudah harus selesai," ungkap Syarief.
Syarief pun meyakini apabila ada koordinasi bagus dan ketegasan dari pemerintah, serta strategi TNI dalam mengatasinya, masalah KKB Papua ini dapat diselesaikan.
Baca juga: Jenderal Andika Perkasa Jadi Calon Panglima TNI, 2 Hal Ini Diduga Jadi Pertimbangan Presiden Jokowi
Jenderal Andika Perkasa Disebut Sosok Paripurna Jadi Panglima TNI
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Sekretaris Jenderal Rekonsiliasi Masyarakat Indonesia (Sekjen Rekat) Indonesia, Heikal Safar mendukung penuh keputusasn Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa sebagai calon tunggal Panglima TNI.
Jenderal Andika Perkasa menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang memasuki masa pensiun bulan November 2021.
Heikal beserta segenap keluarga besar Rekat Indonesia, khususnya Ketua Dewan Pembina Rekat Indonesia Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu (Mantan Menteri Pertahanan RI 2014 - 2019) dan Ketua Umum Rekat Indonesia Eka Gumilar mendukung terpilihnya Andika Perkasa tersebut.
"Kami Keluarga Besar Rekat Indonesia berharap fit and proper test Jenderal TNI Andika Perkasa di DPR lancar, dan segera dilantik menjadi Panglima TNI oleh Presiden Jokowi," ujar Heikal dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (4/11/2021).
Baca juga: Fraksi PAN Beberkan Pekerjaan Rumah untuk Jenderal Andika Perkasa Sebagai Calon Panglima TNI
Menurut Heikal, sosok Andika Perkasa seperti Panglima Besar Sudirman sehingga dia cocok menjadi Panglima TNI pemersatu bangsa yang sangat ramah, humanis, dan bersahaja.
Menurutnya, masyarakat tidak perlu meragukan lagi ketegasan dan keberanian Jenderal Andika Perkasa demi menjaga marwah institusi keluarga besar TNI.
"Jenderal TNI Andika Perkasa memang sangat layak menjadi sosok yang paripurna untuk menjadi Panglima TNI," kata Heikal.
Baca juga: Komisi I akan Tanya Jenderal Andika soal Papua hingga Wacana Tes Keperawanan Calon Prajurit TNI
Selain itu, menurut Heikal, sosok Jenderal Andika Perkasa juga memiliki pengalaman sebagai jenderal lapangan dan tempur di jajaran Kopassus pada 1995 hingga 1998.
Menantu dari mantan kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono tersebut juga dianggap memiliki kemampuan akademik yang sangat baik.
"Dengan segala kemampuan dan pengalaman tempur serta akademi yang dimiliki Jenderal TNI Andika Perkasa tersebut, maka sesuai dengan perintah dan petunjuk Presiden Joko Widodo untuk memperkuat dan menjaga pertahanan RI agar menjadi yang terkuat di masa yang akan datang," ujarnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Vincentius Jyestha Candraditya)