TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gelaran Pemilihan Presiden 2024 diprediksi akan terjadi poros PDIP-Gerindra melawan Golkar-NasDem.
Politisi Golkar Sarmuji mengatakan bahwa konfigurasi politik masih bisa berubah.
Sebab, pemilu 2024 masih lama.
"Pemilu masih jauh, konfigurasi politik masih bisa berubah," kata Sarmuji lewat pesan tertulis, Kamis (4/11/2021).
Menurutnya, Partai Golkar bisa berkomunikasi baik dengan siapa saja untuk Pilpres 2024.
Golkar juga terbuka jika ada partai mau bekerja sama.
"Golkar bisa berkomunikasi baik dengan siapa saja. Yang pasti suasana Golkar yang sejuk bisa merangkul siapapun untuk bergabung," kata Ketua DPD Golkar Jawa Timur itu.
Sarmuji mengungkapkan, syarat berkoalisi dengan Golkar harus satu visi tentang Indonesia yang majemuk.
Serta menjadikan Pancasila ideologi negara sekaligus perekat nasional.
"Di luar itu, harus berjuang untuk menaikkan elektabilitas capres dan memenangkan pilpres," tandasnya.
Sebelumnya, Pengamat Politik Gun Gun Heryanto melihat kemungkinan tiga poros di Pemilihan Presiden 2024.
Di antaranya poros PDIP-Gerindra melawan Golkar-NasDem.
Gun Gun melihat dari pergerakan aktor-aktor partai politik yang memiliki kecenderungan akan terdapat tiga poros di Pilpres.
Baca juga: Akbar Tandjung Cerita Sejarah Golkar Bidik Pemilu 2004 Lewat Paradigma Baru
Kemungkinan, poros pertama akan diisi PDIP dan Gerindra.