Poros kedua, NasDem, Golkar, dan PKS.
Sedangkan poros ketiga akan diisi oleh partai-partai menengah seperti PKB, PPP, PAN, dan Demokrat.
Gun Gun mengatakan poros pertama akan mencalonkan pasangan capres Prabowo Subianto dan cawapres Puan Maharani.
"Secara chemistry tidak ada masalah Prabowo dan Mega. Kedua, akan diinisiasi oleh Golkar dan NasDem. Golkar akan menjadikan Airlangga sebagai kandidat yang didorong. Entah itu RI 1 atau RI 2," ucap Gun Gun saat dikonfirmasi, Rabu (3/11/2021).
Gun Gun menambahkan, Airlangga bisa dipasangkan dengan sejumlah kepala daerah yang memiliki tingkat keterpilihan cukup tinggi.
Seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
"Ini akan jadi pertimbangan poros kedua, yang dimotori Golkar dan NasDem. Karena masih butuh 1 partai lagi, kemungkinan ada di PKS. Makanya kalau kita lihat beberapa komunikasi intens. Tapi masih dinamis," tutur Gun Gun.
Sedangkan, poros ketiga akan dimotori oleh partai-partai tengah.
Namun, menurut Gun Gun, butuh sosok atau figur kuat yang bisa diterima oleh semua partai.
Baca juga: Beragam Sebab Berdirinya Sejumlah Partai Politik Baru Jelang Pemilu 2024
"Yang paling penting soal skema masing-masing partai, keuntungan untuk kekuasaan di kemudian hari," ucap Gun Gun.
Gun Gun mengatakan mulai bermunculan nama-nama tokoh politik yang kemungkinan akan maju di Pilpres.
Ia mencontohkan, nama Airlangga dimunculkan ke publik untuk menggerakkan mesin partai berlambang pohon beringin tersebut.
"Partai Golkar memunculkan nama Airlangga untuk menggerakkan mesin partai. Supaya punya soliditas. Dia menjadikan Pilpres terakhir pelajaran berharga, ketika tidak ada sosok nama, kecenderungan mesin partai itu geraknya lambat," kata Gun Gun.
Seperti diketahui, Gerindra ngotot akan kembali mencalonkan Prabowo Subianto sebagai presiden.
Sementara PDIP sebagai parpol pemenang, memunculkan nama Puan Maharani.
Sementara Golkar sesuai hasil Rakernas partai, mendorong Airlangga sebagai calon presiden.
NasDem sendiri belum memiliki calon, namun berwacana ingin menjaring capres melalui konvensi internal.