TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama Yohanes Bayu Samodro menghadiri wisuda mahasiswa Sekolah Tinggi Katolik Touye Paapaa di Papua.
Di hadapan para wisudawan, Bayu Samodro berpesan tentang pentingnya penguatan moderasi beragama.
“Anda yang hari ini diwisuda harus siap untuk menjadi penyuluh agama dan pekerja pastoral lainnya di paroki–paroki. Anda adalah duta moderasi beragama. Layani umat Katolik dengan baik," pesan Bayu Samodro di Papua, Jumat (5/11/2021).
Baca juga: Panduan Doa Ziarah Nasional Hari Pahlawan 10 November 2021, untuk Agama Kristen dan Katolik
Moderasi beragama, menurutnya, adalah cara pandang dan sikap beragama dalam kehidupan bersama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan berlandaskan konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.
Moderasi beragama bukanlah upaya memoderasikan agama, melainkan memoderasi pemahaman dan pengamalan dalam beragama.
"Kalaupun tidak jadi penyuluh, maka jadilah orang yang berguna untuk gereja, bangsa, dan negara sesuai talenta dan ilmu yang telah Anda miliki," ucap Bayu.
Baca juga: Dirjen Bimas Katolik: Pembangunan Papua Diawali Pendidikan Karakter Melalui Pendekatan Keagamaan
Menurut Bayu, nama Sekolah Tinggi Katolik di Deiyei adalah Touye Paapaa artinya cahaya lilin.
Dirinya berharap cahaya lilin ini akan terus menyinari Deiyai.
“Semoga STK ini menjadi mutiara bagi Papua dan menjadi mercusuar untuk mewartakan Indonesia hebat, Indonesia tangguh dalam merekat kerukunan dan memajukan kehidupan bangsa," kata Bayu.
Bayu mengatakan keberadaan sekolah tinggi ini adalah bentuk kehadiran Negara dalam pemerataan pembangunan di bidang pendidikan.
"Pemerataan pembangunan di Papua dapat diawali dengan pembangunan di bidang pendidikan dengan fokus pada pendidikan karakter melalui pendekatan keagamaan,” ungkap Bayu.
Baca juga: Gelar Kongres Nasional XVIII di Semarang, Pemuda Katolik Songsong Tahun Politik 2024
Seperti diketahui, Sekolah Tinggi Katolik Touye Paapaa adalah satu dari 23 perguruan tinggi keagamaan Katolik di Indonesia yang menjadi binaan Ditjen Bimas Katolik.
Ini juga satu-satunya sekolah tinggi keagamaan Katolik yang dimiliki Keuskupan Timika.
Sekolah tinggi ini membuka satu program studi, Pendidikan Keagamaan Katolik.
Lulusannya bergelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).
Selain sekolah tinggi, di Deiyai juga berdiri Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK) Awedabi.
SMAK Aweidabi adalah satu dari 45 SMAK yang dibina Ditjen Bimas Katolik.