TRIBUNNEWS.COM - Simak kumpulan puisi untuk memperingati Hari Guru Nasional.
Hari Guru Nasional diperingati pada 25 November setiap tahunnya.
Pada tahun 2021, Hari Guru Nasional bertema "Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan".
Momentum Hari Guru dapat dijadikan kesempatan untuk membuat puisi tentang guru sebagai bentuk terima kasih atas jasanya untuk mengajar dan mendidik.
Baca juga: Sejarah Hari Guru Nasional 25 November serta Link Twibbon dan Cara Menggunakannya
Baca juga: 30 Ucapan Hari Guru Nasional 25 November 2021 dalam Bahasa Indonesia dan Inggris
Berikut kumpulan puisi tentang guru yang dikutip dari berbagai sumber:
1. Betapa Besar Pengorbananmu
(Oleh: Reni Mulyana)
Terkadang kami merasa kesal
Ketika mendengar nasehatmu
Terkadang kami kurang senang, bahkan
Tidak mau bertatap muka denganmu
Sudah tidak terhitung lagi pengorbananmu
Berapa tetes keringat yang kau kucurkan setiap pagi
Tapi, ada satu hal yang selalu
Mengingatkanku kepadamu, dan membuatku
Tak pernah mampu untuk membencimu
Setiap peluh yang tercurah
Setiap tetes air mata
Setiap kata-kata yang terucap kami tau,
Semua hanya untuk kebaikan kami
Tak akan pernah ada penyair
Yang mampu menuliskan kebaikan dan jasamu
Tak akan ada pelukis yang mampu
Melukiskan semua kisah yang telah kau bagi kepada kami
Bahkan takkan ada ilmuwan yang mampu
Menjelaskan kasih yang engkau berikan kepada kami
Guruku….
Maafkan ego kami
Yang bergolak menerobos hati kami
Untuk membantah semua kata-katamu
Kami sadar
Tiada kata maaf yang mampu
Menghapus segala kesalahan kami
Tiada air mata yang mampu melelehkan keburukan kami
Berjuta terima kasih guru
Atas setiap kebaikan dan kedisiplinan
Yang kau tanamkan dalam diri kami
Terima kasih telah memenangkan kebodohan kami
Terima kasih untuk semuanya.
(Sumber: aceh.kemenag.go.id)
2. Guru
(Oleh: Lukman Hakim Saifuddin Menteri Agama RI 2017)
Tanpa guru
Takkan ada yang kita tahu
Tanpa guru
Takkan ada yang kita mampu
Tanpa guru
Kita hanyalah debu
Yang terbang tak berarah
Tersapu angin tak tentu arah
Guru……
Ucapanmu adalah petunjuk kami
Tindakanmu adalah tauladan kami
Ridlomu adalah kunci sukses kami
Doamu adalah berkah tak bertepi
Jika ada yang bertanya pada kami
Siapa yang paling berjasa pada diri ini?
Maka namamu yang kan kusebut pertama kali
Karena ibu dan ayah adalah juga guru utama kami
(Sumber: kemenag.go.id)
3. Pahlawan yang Terlupakan
(Oleh: Ahmad Muslim Mabrur Umar)
Cermatilah sajak sederhana ini, kawan
Sajak yang terkisah dari sosok sederhana pula
Sosok yang terkadang terlupakan
Sosok yang sering tak dianggap
Ialah pahlawan yang tak ingin disebut pahlawan
Terka-lah kiranya siapa pahlawan ini
Ingatlah lagi kiranya apa jasanya
Ia tak paham genggam senjata api Ia tak bertarung di medan perang
Ucap, sabar dan kata hati menjadi senjatanya
Keberhasilanmu kawan, itulah jasanya
Cerdasmu dan cerdasku itu pula jasanya
Bukan ia yang diharap menang
Namun suksesmu dan suksesmulah menangnya
Dapatkah kiranya jawab siapa pahlawan ini
Karenanyalah kudapat tulis sajak ini
Karenanyalah kau dapat baca sajak ini
Juluknya ialah pahlawan tanpa tanda jasa
Mungkin telah teringat olehmu kawan
Mungkin telah kau terka jawabnya
Ialah pahlawan dan orang tua kedua
Ialah guru, sang pahlawan yang terlupakan
(Sumber:bobogrid.id)
4. Kepada: Guruku
(Oleh: Winda Puspitasari)
Kulihat kau berdiri di pelupuk mataku
Menyampaikan pesan waktu
Tatkala tatapan bertemu
Aku menangkap sejuta cahaya darimu
Cahaya ilmu kian merasuk ke benakku
Bahkan aku berharap ia menjadi segumpal daging
Kau pelita di hitam legamnya jiwaku
Laksana tetesan air di gersangnya gurun pasir
Duhai guruku
Kau taman Kehidupan
Berjuta ilmu kau tanamkan
Tanpa lelah dan putus asa
Berjuang mencerdaskan generasi bangsa
Kau mempunyai laut yang terpenuhi dengan mutiara-mutiara ilmu
Izinkan aku melayarinya, sehingga matiku penuh ketenangan
Hidupmu penuh perjuangan
Maka, tak berdosa jika aku memberimu gelar pahlawan.
(Sumber: Buku Puisi Pendidikan oleh Rabiah dkk, Tahun 2018)
5. Bersamamu, Guruku
(Oleh: Yoga Permana Wijaya)
Ketika aku menatap langit
Tingginya takkan dapat kuraih berjinjit
Tapi tatkala aku menatapnya bersamamu, guruku
Aku dapat menggapai cita-cita setinggi itu
Ketika aku memandang samudra
Hamparan luasnya takkan bisa kupeluk di dada
Tapi tatkala aku memandangnya bersamamu, guruku
Aku bisa merangkul mimpi seluas itu
Ketika aku melihat gunung
Beratnya takkan mampu kupikul di punggung
Tapi tatkala aku melihat bersamamu, guruku
Aku mampu mengangkat ilmu seberat itu
Itulah tinggi, luas dan beratnya jasa yang kau berikan
Berkatmu. Kumenetap, kumemandang, kumelihat sisi lain dunia
Tuk mengubahnya menjadi bekal kehidupan
Maka setinggi langit, seluas samudera dan seberat gunung
Terhatur terima kasih untukmu, guruku
(Sumber: Buku Puisi Pendidikan oleh Rabiah dkk, Tahun 2018)
(Tribunnews.com/Devi Rahma)
Artikel Lain Terkait Hari Guru Nasional