News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

BKKBN Kembangkan “Elsimil”, Aplikasi untuk Percepatan Penurunan Stunting

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tampilan aplikasi Elsimil.

TRIBUNNEWS.COM - Dalam mempersiapkan generasi emas Indonesia 2045, stunting jadi tantangan sekaligus permasalahan serius yang perlu ditangani dengan solusi tepat.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada tahun 2019, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 27,7%. Jumlah tersebut masih sangat tinggi jika dibandingkan dengan ambang batas yang ditetapkan WHO yaitu 20%.

Untuk itu, berbagai kebijakan dan upaya pun terus ditempuh demi mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia, seperti dengan dikembangkannya aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menjelaskan, aplikasi Elsimil adalah upaya pemerintah memberikan keterbukaan informasi pada publik, khususnya sebagai alat pemantau kesehatan bagi ibu hamil serta media edukasi pernikahan dan hamil, terutama yang terkait dengan faktor risiko stunting.

“Melalui aplikasi Elsimil, calon pengantin bila sudah mendekati hari H untuk ijab kabul pernikahan, tiga bulan sebelumnya harus melakukan pemeriksaan kesehatan paling sedikit meliputi tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas dan anemi. Nantinya data tersebut dimasukkan dalam aplikasi itu,” jelas Hasto dalam webinar Keterbukaan Informasi Publik dalam Percepatan Penurunan Stunting pada kanal YouTube BKKBN Official di Jakarta, Senin (15/11/2021).

Aplikasi Elsimil juga berfungsi sebagai alat skrining untuk mendeteksi faktor risiko pada calon pengantin dalam rangka penanganan stunting.

Apabila seorang perempuan dinyatakan memiliki anemia dari hasil pendataan tersebut, nantinya ia akan dikirimkan modul pemberitahuan untuk kembali ke fasilitas kesehatan untuk diberikan tablet darah yang dapat dikonsumsi calon ibu selama 90 hari, kemudian melakukan pemeriksaan kembali.

Sementara itu, bagi perempuan yang terdeteksi mengalami kurang gizi, nantinya akan diberikan edukasi mengenai cara untuk meningkatkan indeks massa tubuh, sehingga calon ibu dapat memenuhi syarat untuk hamil dan tidak melahirkan bayi dalam kondisi kekerdilan.

Hasto berharap, hadirnya aplikasi Elsimil ini akan membuat lebih banyak calon ibu dan ibu menyadari pentingnya periksa kesehatan. Di sisi lain, data yang terkumpul pun dapat membantu pihak BKKBN untuk melacak keluarga yang memiliki anak dengan risiko kekerdilan.

Diuji coba di beberapa daerah

Sebelum di-launching, Direktur Ketahanan Remaja BKKBN, dr. Victor Palimbong melalui Koordinator Pengembangan BKR direktorat Bina ketahanan Remaja, Asep Sopari menjelaskan bahwa aplikasi Elsimil juga telah menjalani uji coba di sejumlah daerah di Indonesia.

“Sebelum aplikasi skrining dan pendampingan pencegahan stunting bagi calon pengantin tersebut di-launching atau digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba beberapa daerah di Indonesia,” ujarnya.

Provinsi Kepri sebagai provinsi kepulauan dan Kabupaten Natuna sebagai kabupaten terluar di Indonesia menjadi daerah pilihan untuk penerapan uji coba dari aplikasi Elsimil. Hal ini dilakukan untuk mengetahui aspek aksesibilitas, yakni apakah aplikasi ini dapat dan mudah diakses oleh calon pengguna di lokasi uji coba.

Selain itu, Asep menjelaskan, alasan lain dipilihnya Kabupaten Natuna sebagai lokasi uji coba juga dikarenakan untuk memperoleh praktik baik dalam upaya percepatan penurunan stunting. Sebagai informasi, Kabupaten Natuna dalam lima tahun terakhir telah berhasil menurunkan prevalensi stunting.

Dengan begitu, kehadiran aplikasi Elsimil ini juga sekaligus menjadi bentuk keseriusan pemerintah dalam mengejar capaian target penurunan stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini