Pemuda Pancasila (PP) kian aktif di tahun 1965, tepatnya dalam peristiwa G30S.
Eksistensi mereka yang kian kuat, membuat PP memancing lebih banyak orang untuk bergabung.
Rata-rata dari mereka adalah preman. Semuanya tertarik mengenakan setelan loreng oranye, seragam kebesaran mereka.
Citra Pemuda Pancasila saat itu memang menarik. Mereka mengamankan persepsi sebagai organisasi nasionalis yang disokong tentara.
Prinsip
Pada masa orde baru, PP mengembangkan tiga prinsip: otot, omong, dan otak.
Ketiga hal itu diudung dengan harapan anggota-anggotanya tak cuma kuat dan berani pasang fisik, tapi juga pandai bicara dan berpikiran cerdik serta pandai.
Prinsip tersebut juga menjadi filosofi di balik seragam oranye yang awalnya polos, kemudian diganti dengan corak loreng.
Simbol-simbol dalam logo Pemuda Pancasila dimaknai sebagai unsur-unsur Pancasila.
Sistem lambang lain dari Pemuda Pancasila adalah logo yang terdiri dari bintang, rantai, pohon, banteng, serta padi dan kapas.
Makna logo tersebut juga mengacu pada nilai-nilai pancasila, mulai sila pertama hingga sila kelima.
Aksi Lebih Besar
Majelis Pimpinan Nasional (MPN) ormas Pemuda Pancasila (PP) telah menyampaikan permohonan maaf terkait kericuhan dan pengeroyokan aparat dalam demonstrasi di depan Gedung DPR-MPR, Kamis (25/11/2021).
Sekretaris Jenderal (Sekjen) MPN PP, Arif Rahman mengatakan, bahwa insiden pengeroyokan itu terjadi di luar dugaan aksi damai.