Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pimpinan Ponpes Tanbihul Ghofiliin Banjarnegara KH. Khayatul Makki atau Gus Khayat menanggapi keluarnya surat perintah Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar soal percepatan Muktamar ke-34 NU.
Gus Khayat mengingat dua momen pada pekan lalu yang berkaitan dengan Muktamar NU.
"Hari Jumat kita melihat ada dua kejadian, pertama pertemuan kyai-kyai sepuh, sembilan kyai sepuh yang dihormati para Nahdliyin seluruh Indonesia," ujar Gus Khayat melalui keterangan tertulis, Senin (29/11/2021).
"Dalam pertemuan tersebut sempat mendinginkan suasana karena ada himbauan-himbauan yang sifatnya mendamaikan, menyejukkan dan sekaligus menegur kita semua yang terlalu hiruk pikuk dalam masalah muktamar ini," tambahnya.
Baca juga: Demi Kepentingan Umat, PWNU Kaltara Dorong Muktamar ke-34 NU Diundur hingga 2022
Peristiwa itu, adalah pertemuan Sembilan Kyai Sepuh NU pada 24 November 2021, yang menghasilkan rekomendasi untuk dilakukan penundaan Muktamar ke-34 NU 2021.
Sembilan kiai sepuh yang bermusyawarah kemudian berkirim surat ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang isinya rekomendasi untuk menunda pelaksanaan Muktamar ke-34 NU hingga akhir Januari 2022.
Gus Khayat juga mengingatkan tentang adanya himbauan dari Habib Lutfi,
"Tidak lupa juga Habib Lutfi menyampaikan hal yang senada yaitu kiranya semua pihak untuk menurunkan tensi, menurunkan syahwat politik didalam muktamar pengurus besar Nahdlatul Ulama," ucap Gus Khayat.
Namun kemudian pada hari Jumat 26 November 2021, kalangan Nahdliyin dikejutkan dengan keluarnya surat perintah Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar soal Muktamar ke-34 NU dipercepat dan digelar pada 17 Desember 2021.
Baca juga: Muncul Surat Rais Aam PBNU Agar Muktamar Dipercepat pada 17 Desember, Ini Respons Panitia
Berdasarkan jadwal, seharusnya Muktamar ke-34 NU dilaksanakan pada 23 hingga 25 Desember 2021 mendatang.
Terkait keluarnya surat perintah Rais Aam yang dirilis oleh H Saifullah Yusuf atau Gus Ipul tersebut, Gus Khayat mengingatkan bahwa keluarnya surat perintah Rais Aam tersebut bukan merupakan putusan bersama PBNU.
“Kita sebagai warga Nahdliyin tentunya sangat menyayangkan apa yang dilakukan oleh Gus Ipul, Bukan apa-apa, Apabila yang dilakukan Gus Ipul ini tidak ada yang meng-counter sama sekali yang terjadi adalah mengabaikan perpecahan yang terjadi dalam Nahdlatul Ulama demi semata-mata syahwat Politik dukung mendukung dalam muktamar," ucap Gus Khayat.
Gus Khayat merasa semua pihak perlu mengkhawatirkan langkah yang menyalahi aturan seperti ini karena akan membahayakan kehidupan bernegara.
"Ini bahaya sekali, bukan hanya berbahaya untuk NU sendiri tapi untuk NKRI, Kenapa ? Karena kalau NU nya lumpuh, NU nya kerdil, maka NKRI tentunya sangat mudah di Infiltrasi oleh siapapun.” pungkas Gus Khayat.