News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gedung Cyber 1 Kebakaran

APJII Jelaskan Penyebab Layanan Internet Sempat Gangguan Pascakebakaran Gedung Cyber 1

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Syarif Lumintarjo, Ketua Bidang Koordinator IIX dan Data Center APJII

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Asosiasi Penyenyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) memberikan klarifikasi dan penjelasan atas terganggunya jaringan internet usai terjadinya peristiwa kebakaran di Gedung Cyber 1, Jakarta, Kamis (2/12/2021).

Ketua Umum APJII Muhammad Arif menjelaskan, pihaknya telah melakukan tindakan antisipasi putusnya jaringan internet saat peristiwa kebakaran terjadi.

APJII juga telah melakukan investigasi terkait peristiwa itu. APJII juga menjamin data center yang ada di Gedung Cyber 1 dalam kondisi aman.

"Saat ini kami mengatakan bahwa data center APJII aman, tetapi tentu kami akan terus melakukan cek fisik pasca persitiwa kebakaran," ujar Muhammad Arif pada Jumat (3/12/2021).

APJII yang memiliki sekitar 745 anggota diketahui memang menyimpan salah satu data centernya di Gedung Cyber 1.

Baca juga: Gedung Cyber 1 Terbakar, Sejumlah Aplikasi Tumbang hingga Ujian Semester Tertunda

Keberadaan data center ini berperan penting dalam pelayanan internet anggota APJII di seluruh Indonesia.

Gedung Cyber memang dikenal menjadi salah satu lokasi penyimpanan server atau data center sejumlah perusahaan teknologi di Indonesia, termasuk data center yang dikelola Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).

Ketua Bidang Koordinator IIX dan Data Center APJII, Syarif Lumintarjo mengatakan bahwa server dan data center yang berada di bawah naungan APJII, yang berada di Gedung Cyber 1 memang mengalami gangguan.

Namun, hal itu bukan disebabkan karena server terbakar melainkan pasokan listrik ke data center memang sengaja dimatikan.

"Kami putuskan untuk mematikan semua listrik (di ruangan data center) pada pukul 14.50 WIB," ujar Syarif dalam konferensi pers virtual, Jumat (3/12/2021).

Baca juga: Gedung Cyber 1 Terbakar, Perdagangan Saham Hari Ini Lancar, Satu Broker Tak Terkoneksi

Menurut Syarif, hal itu dilakukan supaya perangkat yang berada di dalam ruangan data center tidak rusak karena masalah overheat.

Sebelum dimatikan, Syarif mengatakan bahwa berbagai perangkat yang berada di ruangan data center masih menyala ketika kebakaran terjadi sekitar pukul 12.30 WIB, Kamis.

Namun, asap dari kebakaran, yang disebut sudah sangat pekat, ternyata masuk ke dalam ruangan data center dari pendingin ruangan (air conditioner/AC) yang ada di dalam ruangan.

Karena tidak ingin banyak asap yang masuk, Syarif mengatakan pihaknya memutuskan untuk mematikan AC di dalam ruangan, dengan kondisi perangkat yang di dalamnya masih menyala.

"Kami tidak ingin asapnya masuk ke ruang data center, dan kemudian masuk kembali ke AC," tutur Syarif.

Kemudian sekitar pukul 14.30 WIB, Syarif menjelaskan pihak APJII menemukan beberapa data center mengalami masalah overheat karena tidak ada pendingin ruangan, yang berujung pada pemadaman listrik pukul 14.50 WIB tadi.

Selama dua jam lebih, Syarif menjelaskan pihaknya tidak diizinkan masuk ke dalam Gedung Cyber 1. Namun sekitar pukul 16.30 WIB, pihak APJII boleh kembali masuk ke gedung tersebut.

Beberapa saat kemudian, pihak APJII kembali menghidupkan listrik di ruangan data center.

"Pada 16.30 WIB kami berkoordinasi dengan pihak gedung dan menghidupkan MCB (sekring listrik) di ruangan data center satu per satu, karena ada tiga MCB besar di APJII. Kemudian pada 16.50, (data center) sudah mulai pulih satu per satu," pungkas Syarif.

Tidak ada perangkat yang rusak

Syarif melanjutkan, perangkat yang berada di dalam data center APJII sendiri tidak ada yang rusak.

Adapun kebakaran sendiri, lanjut Syarif, bukan berasal dari APJII, melainkan berasal dari tenant lain yang sama-sama menggunakan Gedung Cyber 1.

"Kemungkinan itu (yang rusak) berada di tenant di lantai 1 dan 2, memang itu dekat sekali dengan data center APJII, namun kami bersyukur tidak ada yang terbakar," jelas Syarif.

Terkait aplikasi dan layanan hosting yang down kemarin, seperti Niagahoster, Rumahweb, dan lain sebagainya, ia menjelaskan bahwa hal itu perlu dilihat kembali berdasarkan lokasi dari server tersebut, apakah berada di ruangan data center APJII atau tidak.

"Kalau mereka perusahaan hosting dan punya server, (harus dilihat) itu server-nya kolokasi (berada di lingkungan) mana. (Layanan) yang kemarin mati itu ada kemungkinan berada di tempat yang mengalami kebakaran," ujar Syarif.

Syarif mengatakan, APJII sendiri sejatinya berperan sebagai pihak yang menyediakan "ruang" untuk pertukaran (exchange) koneksi internet, misalnya koneksi dari server luar negeri ke server lokal.

Menurut dia, penyedia layanan yang terhubung dengan APJII biasanya memiliki kanal lain untuk menyalurkan koneksi antar server, apabila layanan internet exchange APJII mengalami masalah.

Hal ini dilakukan untuk menghindari suatu layanan tumbang dalam waktu yang cukup lama, apabila salah satu internet exchange mati.

"Sudah selazimnya perusahaan penyelenggara (layanan atau aplikasi) memiliki koneksi ke internet exchange lain, tidak hanya ke satu internet exchange (APJII) saja," jelas Syarif.

"(Kemarin) semuanya itu pada dasarnya mati yang terhubung ke APJII, namun hal itu dikembalikan kepada penyedia layanan, apakah punya koneksi kedua atau tidak," imbuh Syarif.

Sumber: Tribunnews.com/Kompas.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini