TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk terus memonitor perkembangan cuaca, iklim, dan gempa bumi, serta peringatan dini kondisi ekstrem (cuaca, gelombang laut, iklim, dan tsunami) dari BMKG melalui berbagai kanal resmi.
Masyarakat juga diimbau agar meningkatkan kewaspadaan di daerah-daerah yang rawan terhadap bencana geo-hidrometeorologi memasuki periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
BMKG memastikan informasi terkait kondisi Meteorologi, Klimatologi, Gempabumi, dan Tsunami dapat diakses ataupun diterima dengan cepat dan dipahami oleh operator transportasi, para stakeholder, sektor terkait, dan masyarakat.
Dikutip dari situs https://www.bmkg.go.id, prospek/prediksi curah hujan di wilayah Indonesia pada bulan Desember 2021 dan Januari 2022 menunjukkan bahwa curah hujan pada umumnya berada pada kategori menengah hingga tinggi (100 – 500 mm per bulan).
Baca juga: Wagub DKI Jamin Tenaga dan Fasilitas Kesehatan Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Libur Nataru
Berbeda dengan kondisi cuaca yang dapat diprediksi, kejadian gempa bumi dan tsunami belum dapat diprediksi, tetapi dapat dimodelkan potensi bahayanya dengan mengunakan skenario terburuk untuk acuan upaya mitigasi.
Dalam hal ini BMKG sudah memetakan tingkat bahaya sebagian besar pantai rawan tsunami di Indonesia.
Terkait berkembangnya pemberitaan terkini di media mengenai potensi tsunami di Cilegon, dalam hal ini BMKG tidak bermaksud memberikan prediksi bahwa akan terjadi tsunami selama periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
"Cilegon hanya sebagai contoh, salah satu wilayah yang rawan dan memiliki potensi tsunami seperti halnya wilayah lain di Indonesia yang memiliki potensi dan catatan sejarah tsunami," demikian disampaikan Biro Hukum dan Organisasi
Bagian Hubungan Masyarakat dalam rilisnya.
Baca juga: Menhub Sebut Syarat Perjalanan Saat Nataru Harus Sudah Vaksin 2 Kali dan Antigen
BMKG mengungkapkan gempa bumi dan tsunami dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, namun tidak dapat dipastikan/diprediksi dengan tepat kapan waktu akan terjadi.
"Catatan katalog tsunami BMKG menunjukkan bahwa di wilayah Indonesia sejak tahun 1608 sudah terjadi tsunami lebih dari 246 kali, sehingga kita semua patut waspada," imbaunya.