Tim penyelamat membawa jenazah korban di Desa Sumberwuluh di Lumajang pada 6 Desember 2021, pasca erupsi Gunung Semeru yang menewaskan sedikitnya 22 orang. (Photo by Juni Kriswanto / AFP)
TRIBUNNEWS.COM, LUMAJANG - Tim pencari dan penyelamat yang terdiri dari berbagai instasi berjibaku mencari korban hilang yang diduga meninggal akibat Letusan Gunung Semeru.
Petugas penyelamat melakukan pencarian warga di daerah yang tertutup abu vulkanik di desa Sumberwuluh di Lumajang pada 5 Desember 2021, setelah letusan gunung Semeru yang menewaskan sedikitnya 22 orang. (Photo by JUNI KRISWANTO / AFP) (AFP/JUNI KRISWANTO)
Tim menghadapi abu dari letusan gunung yang sangat tebal untuk digali dan menghalangi pandangan serta mengganggu pernafasan dalam pencarian.
Anggota tim SAR menggali korban di Desa Sumberwuluh pada 6 Desember 2021 di Lumajang menyusul letusan gunung Semeru yang menewaskan sedikitnya 22 orang. (Photo by ADEK BERRY / AFP) (AFP/ADEK BERRY)
Selain itu abu tersebut masih panas di bagian dalam serta harus waspada dengan luncuran awan panas yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
Tim penyelamat mencari korban di desa Sumberwuluh di Lumajang pada 6 Desember 2021, menyusul letusan gunung berapi dari Gunung Semeru yang menewaskan sedikitnya 22 orang. (Photo by Juni Kriswanto / AFP) (AFP/JUNI KRISWANTO)
Data terbaru dari Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari melaporkan jumlah korban meninggal akibat erupsi Gunung Semeru sebanyak 22 orang. Sementara itu, 27 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
Tim penyelamat mengevakuasi jenazah korban di Desa Sumberwuluh di Lumajang pada 6 Desember 2021, pasca erupsi Gunung Semeru yang menewaskan sedikitnya 22 orang. (Photo by Juni Kriswanto / AFP) (AFP/JUNI KRISWANTO)Tim penyelamat membawa jenazah korban di Desa Sumberwuluh di Lumajang pada 6 Desember 2021, pasca erupsi Gunung Semeru yang menewaskan sedikitnya 22 orang. (Photo by Juni Kriswanto / AFP) (AFP/JUNI KRISWANTO)
Baca tanpa iklan