"Bukan awan panas (hasil) letusan seperti Merapi tahun 2010. Itu (di Merapi adalah) awan panas (akibat) adanya erupsi."
"Termasuk di Kelud 2014 juga, itu awan panas (akibat) letusan," jelas Surono.
Hujan Lebat Alirkan Lahar
Dikabarkan, Selasa (7/12/2021) malam banjir lahar dingin sempat terjadi pasca hujan lebat mengguyur Dusun Kamar Kajang, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur.
Hingga akhirnya debit air di aliran sungai Gunung Semeru meningkat dan membludak dengan membawa material-material hasil aktivitas Gunung Semeru.
Adanya banjir lahar ini sempat membuat panik warga sekitar.
Baca juga: Mentan SYL Semangati dan Berikan Bantuan Petani serta Masyarakat Terdampak Erupsi Semeru
Oleh karenanya, warga diminta untuk mengungsikan diri ke posko pengungsian.
Sebanyak 30 orang diungsikan menuju posko pengungsian di lapangan Desa Sumber Wuluh.
Mereka mayoritas adalah lansia, perempuan dan anak-anak.
Baca juga: Temui Pengungsi Erupsi Gunung Semeru, Jokowi Janji akan Relokasi 2 Ribu Rumah Warga yang Terdampak
"Malam tadi terjadi hujan lebat kemudian yang meningkatkan debit air di aliran sungai mulai dari aliran sungai Semeru mengarah sampai ke hilir."
"Jadi ini tadi kami malam hari ini mengevakuasi warga di daerah Kamar Kajang sejumlah kurang lebih 30 orang, kemudian kami bawa ke posko Sumber Wuluh," ujar Dantim Operasi Basarnas, Brian Gautama dikutip dari Kompas Tv, Rabu (8/12/2021).
Desa Terparah
Mengutip Tribunnews.com, Kamis (9/12/2021), Desa Sumber Wuluh dikabarkan menjadi lokasi paling terdampak akibat aktivitas Gunung Semeru.
Bahkan membuat ratusan warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.