News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Diduga Bukan Erupsi, Penyebab Bencana Semeru Diperkirakan Akibat Guguran Kubah Lava yang Longsor

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Vulkanolog sebut istilah yang tepat untuk kondisi Semeru saat ini bukanlah erupsi, melainkan guguran kubah lava yang menghasilkan awan panas guguran.(Photo by Juni Kriswanto / AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Ahli vulkanologi, Surono menjelaskan soal peristiwa bencana Gunung Semeru yang menerjang Kawasan Kabupaten Lumajang dan juga Kabupaten Malang.

Menurut pengamatan Surono, peristiwa yang terjadi Sabtu (4/12/2021) itu bukanlah erupsi Gunung Semeru.

Istilah yang tepat untuk kondisi saat ini, kata Surono bukanlah erupsi, melainkan guguran kubah lava yang menghasilkan awan panas guguran.

Awan panas yang keluar dari Gunung Semeru ini sesungguhnya adalah awan panas dari lava yang membeku di kubah, tapi masih ada api yang menyala.

Gunung Semeru, kata Surono memang mengeluarkan lava terus menerus, hingga membentuk kubah lava.

Lama-kelamaan, kubah lava ini semakin membesar dan tidak stabil.

Baca juga: Ramalan Jayabaya, Erupsi Semeru dan Analisis Supranatural Permadi

Baca juga: Pengurus Besar Wushu Indonesia Pimpinan Airlangga Hartarto Serahkan Bantuan ke Korban Erupsi Semeru

Sehingga rawan pecah dan longsor ke kawasan sekitar Gunung Semeru.

"Kubah itu adalah lava yang sudah membeku, tapi di dalamnya ada yang masih encer dan gasnya kaya."

"Maka begitu longsor terpiculah gas yang di dalam kubah itu keluar, membentuklah awan panas dan itu yang paling berbahaya di Semeru."

"Karakter erupsi Gunung Semeru itu berupa material pijar, berupa debu, dan sebagainya. Itu hanya jatuh disekitar kawah, untuk membentuk tubuh Gunung Semeru."

"Oleh karena itu Gunung Semeru menjadi tinggi dan besar karena materialnya tidak dibuang kemana-kemana." Jelas Surono dikutip dari Kompas Tv, Kamis (9/12/2021).

Situasi ini, kata Surono berbeda dengan situasi saat awan panas berasal dari hasil letusan.

"Kalau awan panas dari proses letusan dia (awan panas itu) akan mengarah ke segala arah."

"Tidak mengarah ke besuk Kobokan, Besuk Sat dan tidak mengarah ke Prono Jiwo."

Baca juga: Tak hanya Ilustrasikan Rumini Korban Erupsi Semeru, Uky Tantra juga Ilustrasikan Zaki, Anak Rumini

"Bukan awan panas (hasil) letusan seperti Merapi tahun 2010. Itu (di Merapi adalah) awan panas (akibat) adanya erupsi."

"Termasuk di Kelud 2014 juga, itu awan panas (akibat) letusan," jelas Surono.

Hujan Lebat Alirkan Lahar

Dikabarkan, Selasa (7/12/2021) malam banjir lahar dingin sempat terjadi pasca hujan lebat mengguyur Dusun Kamar Kajang, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur.

Hingga akhirnya debit air di aliran sungai Gunung Semeru meningkat dan membludak dengan membawa material-material hasil aktivitas Gunung Semeru.

Adanya banjir lahar ini sempat membuat panik warga sekitar.

Baca juga: Mentan SYL Semangati dan Berikan Bantuan Petani serta Masyarakat Terdampak Erupsi Semeru

Oleh karenanya, warga diminta untuk mengungsikan diri ke posko pengungsian.

Sebanyak 30 orang diungsikan menuju posko pengungsian di lapangan Desa Sumber Wuluh.

Mereka mayoritas adalah lansia, perempuan dan anak-anak.

Tim Basarnas Bantu Korban Erupsi Gunung Semeru (Tangkap Layar Kompas Tv) (Tangkap Layar Kompas Tv)

Baca juga: Temui Pengungsi Erupsi Gunung Semeru, Jokowi Janji akan Relokasi 2 Ribu Rumah Warga yang Terdampak

"Malam tadi terjadi hujan lebat kemudian yang meningkatkan debit air di aliran sungai mulai dari aliran sungai Semeru mengarah sampai ke hilir."

"Jadi ini tadi kami malam hari ini mengevakuasi warga di daerah Kamar Kajang sejumlah kurang lebih 30 orang, kemudian kami bawa ke posko Sumber Wuluh," ujar Dantim Operasi Basarnas, Brian Gautama dikutip dari Kompas Tv, Rabu (8/12/2021).

Desa Terparah

Mengutip Tribunnews.com, Kamis (9/12/2021), Desa Sumber Wuluh dikabarkan menjadi lokasi paling terdampak akibat aktivitas Gunung Semeru.

Bahkan membuat ratusan warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Dari foto yang beredar, rumah-rumah warga bahkan tertutup abu hingga setinggi atap.

Termasuk truk yang terparkir di depan rumah pun ikut tertimbun abu.

Saat ini petugas gabungan masih melakukan pencarian korban yang diduga tertimbun abu dan reruntuhan rumah yang hancur.

Baca juga: UPDATE Korban Erupsi Gunung Semeru: 34 Orang Meninggal, 22 Orang Hilang, Ribuan Terdampak Awan Panas

Tebalnya debu dan lumpur menutup desa tersebut membuat petugas kesulitan melakukan pencarian.

Meski sempat kesulitan, petugas akhirnya dapat menemukan 14 orang korban.

Selain melakukan pencarian korban, petugas juga membantu warga melakukan evakuasi terhadap harta benda yang masih bisa dipergunakan.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Herudin)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini