TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jelang Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung pada 23-25 Desember 2021, penerapan protokol kesehatan (prokes) sepanjang acara, mulai dari mitigasi hingga penanganan kesehatan terus ditekankan oleh pihak penyelenggara.
Koordinator Seksi Kesehatan dr Ahmad Fariz Malvi Zamzam Zein menjelaskan bahwa langkah awal untuk mencegah penularan Covid-19 di arena muktamar adalah dengan pendaftaran peserta yang dilakukan secara daring.
“Kita menggunakan fasilitas teknologi ini menjadi langkah untuk menghindari kerumunan,” katanya dalam keterangan yang diterima, Kamis (16/12/2021).
Baca juga: Kiai Maman: Tidak Ada Satupun Pesantren NU Lakukan Kekerasan Seksual Terhadap Anak-anak
Dalam formulir daring, ujar Fariz, calon peserta akan mengisi data pribadi, riwayat penyakit, obat yang digunakan, vaksinasi, hingga soal data jaminan kesehatan masing-masing.
Sebelum memasuki arena, peserta hanya akan mengambil kartu tanda peserta di tempat registrasi yang sudah ditentukan.
Dalam tempat tersebut, Fariz memastikan akan menggunakan sistem satu jalur masuk dan satu jalur keluar.
“Sehingga yang masuk tidak bertemu dengan yang keluar,” tambah Fariz.
Baca juga: Muktamar NU ke-34 dan Gudangnya Para Kyai
Fariz menambahkan calon peserta juga diwajibkan untuk mengikuti aturan yang sudah ditetapkan pemerintah, yakni sudah vaksin dan sudah dinyatakan negatif Covid-19 berdasarkan hasil tes usap (swab) antigen yang berlaku 1x24 jam atau tes usap PCR yang berlaku 3x24 jam.
Oleh karena itu, dia mengimbau pada peserta agar menyiapkan diri untuk sudah melakukan vaksinasi dan tes usap antigen ataupun tes usap PCR sebelum perjalanan menuju lokasi muktamar.
Lebih lanjut, Wakil Ketua Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) itu juga menegaskan bahwa tempat-tempat yang digunakan untuk agenda Muktamar ini sudah memenuhi standar kesehatan, mulai dari ventilasi yang cukup hingga hanya diisi oleh 50 persen sampai 70 persen dari kapasitas ruangan.
"Tentu, lanjutnya, penerapan prokes juga sangat ditekankan. Karenanya, panitia menyediakan 60 mahasiswa kedokteran yang tergabung dalam Nahdlatul Ulama Medical Student Association (NUMSA) sebagai duta prokes yang ditempatkan di semua lokasi," ujarnya.
Baca juga: Kyai Nasaruddin Umar dan Harapan Mengakhiri Jawa Sentris di Muktamar NU ke 34
Para mahasiswa itu, dikatakan Fariz, akan bertugas mengingatkan peserta dan masyarakat untuk tetap menerapkan prokes, yakni menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun atau cairan sanitas (hand sanitizer) selama berlangsungnya kegiatan.
Selain itu, Fariz juga memastikan ada 120 orang tenaga kesehatan yang berjaga selama berlangsungnya penyelenggaraan muktamar.
"Jumlah tersebut belum ditambah dengan tenaga kesehatan dari daerah. Di setiap lokasi, ia memastikan terdapat posko kesehatannya. Mereka siap untuk melakukan pemeriksaan kesehatan," ujarnya.
Panitia menyediakan call center dan telemedicine untuk keperluan konsultasi.
“Kita berharap tidak ada (orang yang mengalami gangguan kesehatan). Tapi kalaupun ada yang terdampak baik, dari tempat isolasi mandiri sampai rumah sakit, kita sudah siapkan,” pungkasnya.