News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hari Ibu

Mengapa Hari Ibu bukan Mother's Day? Berikut Ini Penjelasannya dan Sejarah Hari Ibu Nasional

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi ibu dan anak. - Mengapa Hari Ibu bukan Mother's Day? Berikut ini penjelasannya dan sejarah Hari Ibu Nasional. Hari Ibu Nasional diperingati setiap 22 Desember.

TRIBUNNEWS.COM - Peringatan Hari Ibu Nasional dirayakan pada 22 Desember setiap tahun. 

Hari Ibu Nasional tahun ini jatuh pada Rabu, 22 Desember 2021.

Perayaan tersebut merupakan bentuk penghargaan atas peran perempuan Indonesia yang berjuang untuk mengubah nasib perempuan di tanah air. 

Dalam laman kemenpppa.go.id, disebutkan makna dari Hari Ibu yang dirayakan secara nasional berbeda dengan Mother's Day yang dirayakan secara Internasional.

Mengapa Hari Ibu bukan Mother's Day?

Ilustrasi ibu dan anak (Hufftington Post)

Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Giwo Rubianto, berpendapat pentingnya mengenalkan makna Hari Ibu kepada generasi muda melalui sosialisasi dan edukasi.

Hal itu ia sampaikan dalam acara Dialog dengan Media (Media Talk), Peringatan Hari Ibu ke-92, dengan tema ‘Hari Ibu Bukan Mother’s Day’.

Diketahui, peringatan Hari Ibu hadir melalui keputusan Kongres Perempoean Indonesia III di Bandung pada 22 Desember 1938.

Sehingga, peringatan Hari Ibu setiap tahun diharapkan menjadi momentum untuk mengenang dan menghargai perjuangan perempuan Indonesia dalam merebut dan mengisi kemerdekaan. 

“Peringatan Hari Ibu lebih dari sekedar Mother’s Day."

"PHI adalah momentum kebangkitan bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan serta gerak perjuangan perempuan dalam berbagai sektor pembangunan untuk Indonesia maju yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia," terang Giwo.

Momentum Peringatan Hari Ibu bertujuan meningkatkan kualitas hidup dalam pemenuhan hak perempuan dan anak.

Sejalan dengan Giwo, pegiat literasi Indonesia, Maman Suherman, mengatakan peran perempuan sangat penting.

Sehingga perilaku objektif terhadap perempuan harus dihilangkan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini