News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemerintah Targetkan Semua Masyarakat Indonesia Bisa Mengakses Air Minum Perpipaan pada 2030

Penulis: Sanusi
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah petugas memperbaiki pipa transmisi air baku PDAM Tirtawening Kota Bandung yang pecah di dalam valve chamber di lokasi NRVS 1 Dayeuhkolot Jembatan Citarum, Kampung Kaum, RT 01 RW 09, Kelurahan/Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (29/6/2020). Pipa transmisi Cisangkuy yang mengalami pecah pada Minggu (28/6) pukul 08.00 WIB, yaitu cast iron dan steel berdiameter 900 mm. Akibatnya debit produksi aliran air hilang sebanyak 700 liter per detik sehingga berdampak pada pelayanan kepada pelanggan di sejumlah wilayah di Kota Bandung. Namun hal tersebut dapat diantisipasi sebagian dari Intake Dago Bengkok dan Intake Sabuga sehingga kekurangan air baku mencapai 400 liter per detik. Pekerjaan perbaikan ini diperkirakan akan memakan waktu 3 hari. Tribun Jabar/Gani Kurniawan

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sanusi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketersediaan air bersih dan sanitasi masih menjadi persoalan penting di Indonesia.

Saat ini masih banyak warga masyarakat yang kekurangan air bersih dan sanitasi yang layak.

Berdasarkan data Kementerian PPN/Bappenas saat ini sebaran akses air minum perpipaan nasional baru mencapai angka 20,69 persen dengan 19 Provinsi masih memiliki akses di bawah rata-rata nasional.

Nur Aisyah Nasution, Koordinator Lintas Bidang Air Minum dan Sanitasi Direktorat Perumahan dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas mengatakan kalau pemerintah sudah menyiapkan roadmap untuk menambah akses air minum perpipaan di daerah urban.

"Kota besar dan metropolitan menjadi sasaran prioritas, karena misalnya baru Surabaya yang mencapai 98 persen akses perpipaan, sementara daerah lain banyak yang belum sampai 40 persen," ungkap Nur Aisyah dalam webinar 'Kolaborasi Multi-Stakeholders dalam Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Bersih untuk Masyarakat', Rabu (22/12/2021).

Baca juga: Air Galon Guna Ulang Penyebab Kanker? Ketua Umum YKI: Belum Ada Bukti

Adapun target pemerintah, seluruh masyarakat Indonesia bisa mencapai akses air minum perpipaan 100 persen pada 2030.

Nur Aisyah pun menyebutkan kalau hal itu tidak akan bisa tercapai tanpa dukungan semua stakeholder dan juga masyarakat.

Sementara itu, Arief Wisnu Cahyono, Direktur Utama PDAM Surya Sembada Kota Surabaya mengatakan secara umum panjang pipa air minum di Surabaya mencapai 6.000 kilometer (km).

Namun, 50 persen pipa yang saat ini digunakan sudah berusia lebih dari 25 tahun. Bukan cuma itu, beberapa pipa masih berukuran 1-2 inci, yang apabila dihitung dengan kebutuhan pasokan debit air sekarang tidak memadai.

"Terutama kami sebut di zona 3 belum terlayani 100 persen sudah pasang meteran tapi air tidak mengalir 100 persen. Oleh karena itu, kami sudah siapkan tim dan anggaran untuk tahun depan untuk memperbaikinya," jelas Arief.

Pada 2022, PDAM Surya Sembada Kota Surabaya berencana mengganti 150 km pipa dan juga ukuran pipa untuk mengurangi kendala di sisi distribusi.

Dengan harapan, pada 2023 sudah 100 persen jaringan pipa airnya mampu melayani masyarakat Surabaya.

Keberhasilan Program Master Meter

Adapun untuk kendala lain, mengenai perpipaan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang tinggal di pinggiran rel, bantaran sungai, atau yang selama ini terkendala masalah legalitas untuk bisa menjadi pelanggan PDAM, Arief mengungkapkan apresiasinya kepada Coca Cola Company yang mendukung program Master Meter.

Master Meter adalah program pelayanan sambungan air yang berbasis komunitas melalui satu meter induk yang kemudian didistribusikan secara swadaya oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).

Arief menyebutkan Master Meter membantu PDAM Surya Sembada untuk melayani masyarakat di sepanjang rel kereta api, yang apabila mengikuti peraturan yang berlaku belum memenuhi aspek legal untuk bisa menjadi pelanggan air perusahaannya.

Bukan cuma di Surabaya, Master Meter juga membantu akses air minum perpipaan di Medan. Kabir Bedi, Dirut PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mengatakan kalau Master Meter membantu mempercepat pengadaan air bersih bagi masyarakat yang tidak mampu.

"Kerja sama di Master Meter ini membantu saudara-saudara kami yang aspek legalitasnya belum jelas sehingga membantu juga program pemerinta pusat, daerah, dan kota," ungkap Bedi.

Alifah Sri Lestari, Deputy Chief of Party USAID IUWASH PLUS menambahkan, program Master Meter merupakan terobosan bagi warga MBR yang tinggal di daerah ilegal, atau yang secara teknis berada di luar jaringan atau daerah layanan PDAM.

Dengan mengikuti program Master Meter, warga MBR di dua kota besar tersebut bisa mendapatkan layanan air bersih yang lebih sehat sekaligus lebih terjangkau harganya.

“Harga air PDAM ini lebih murah dibandingkan yang dijual melalui pedagang gerobak air. Harga per jeriken itu sekitar Rp 3 ribu rupiah, kalau dia sehari butuh 2-3 jeriken mereka perlu Rp 6 ribu per hari untuk minum dan masak. Kalau dikalikan 30 hari bisa habis Rp 180 ribu per bulan untuk air. Sementara dengan langganan ke PDAM hanya Rp 50 ribu saja sebulan, jadi bisa membantu masyarakat memenuhi kebutuhan yang lainnya,” kata Alifah.

Pentingnya Sumber Daya Air

Ketua Pelaksana Coca-Cola Foundation Indonesia, Triyono Prijosoesilo mengungkapkan kalau air merupakan bahan baku utama usaha Coca-Cola. Oleh karena itu, isu perusahaan berusaha untuk menjaga hal ini secara berkelanjutan dan mendorong ketahanan air.

Pihaknya juga komitmen dengan peningkatan konservasi air. Sejauh ini, Coca-Cola telah berkegiatan untuk masyarakat di berbagai daerah di Indonesia, dalam jaringan perpipaan, menurutnya Medan dan Surabaya sudah menjadi pilot project yang berjalan baik.

"Dua daerah ini bisa dikatakan sukses, banyak masyarakat bisa lebih mudah mendapatkan air minum. Namun kami akan terus mendukung kegiatan ini, agar masyarakat bisa mendapatkan hidup yang lebih layak," tegas Triyono.

Program Master Meter ini merupakan kolaborasi Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) bekerja sama dengan USAID IUWASH PLUS dalam memantau keberhasilan program di wilayah tersebut. Program ini berupaya meningkatkan akses air minum yang aman, sanitasi dan kebersihan bagi masyarakat yang terpinggirkan.

Penyediaan akses air, sanitasi dan kebersihan (WASH) merupakan tiga hal mendasar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. The Coca-Cola Foundation menganggap WASH sebagai prioritas utama untuk mendukung masyarakat berpenghasilan rendah di wilayah terpencil di Indonesia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini