Dengan segala tujuan mulia itulah para kyai merasa terpanggil untuk menjawab tantang dunia yang sedang bergejolak dari sudut pandang agama.
"Pada tataran global, perang dunia pertama baru saja usai sistem monarki berbasis agama mulai terasa tak memadai dan gelombang radikalisme berkibar." lanjutnya.
"Di era itu hadirlah NU yang bertahan hidup dalam tekanan kolonialisme," katanya.
Ia juga menuturkan lamanya tinggal di Arab membuat Said Aqil Siradj mengetahui arti penting NU untuk Indonesia dan dunia.
Dalam kesempatan ini juga, Presiden Joko Widodo mengapresiasi NU sudah bantu pemerintah dalam penanganan Covid-19.
Diketahui, Presiden Joko Widodo membuka secara resmi Muktamar ke-34 NU di Pondok Pesantren Darussa’adah, Gunung Sugih, Lampung Tengah, Rabu (22/12/2021).
Peresmian Muktamar NU ditandai dengan pemukulan rebana oleh Presiden Jokowi.
Tak sendiri, Jokowi didampingi Wakil Presiden, KH Ma’ruf Amin; Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar; Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj; Menteri Sekretaris Negara, Pratikno; Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas; dan Gubernur Provinsi, Lampung Junaidi.
“Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, saya secara resmi membuka Muktamar ke-34 NU,” kata Jokowi menutup pidato sambutannya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada NU yang telah membantu pemerintah dalam menenangkan masyarakat di masa pandemi Covid-19.
Terima kasih juga ia ucapkan karena NU telah mengajak masyarakat untuk terus menaati protokol kesehatan dan mengikuti program vaksinasi.
“Kedua, juga terima kasih Nahdlatul Ulama yang telah mengajak untuk menaati prokes dan ikut berbondong-bondong dalam program vaksinasi,” ucapnya.
“Ini saya rasakan betul ajakan para kiai dan ulama untuk ikut vaksinasi,” lanjutnya.
Presiden Jokowi juga mengapresiasi penerapan prokes yang ketat dengan pendampingan dari Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 dalam penyelenggaraan Muktamar ke-34 NU.