TRIBUNNEWS.COM - Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla memberi ucapan selamat atas terpilihnya KH Yahya Cholil Stafuq atau Gus Yahya sebagai Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026.
Menurut dia, memimpin salah satu organisasi keagamaan terbesar butuh tanggung jawab yang besar.
"Kita bersama-sama meyampaikan ucapan selamat kepada Gus Yahya, itu penting."
"Sebagai organisasi terbesar di Indonesia, keagamaan terbesar tentu membutuhkan tanggung jawab yang besar dan upaya yang besar juga," ucap Jusuf Kalla yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Minggu (26/12/2021).
Baca juga: Menata Harapan, Menatap Masa Depan NU, di Bawah Kepemimpinan Gus Yahya
Jusuf Kalla menilai terpilih menjadi Ketum PBNU membuktikan bahwa Gus Yahya memiliki kemampuan.
Ia berharap Gus Yahya bersama timnya dapat melaksanakan amanahnya.
Termasuk, mampu menjalin kerja sama dengan organisasi lainnya, salah satunya DMI.
Sebagai Ketua DMI, Jusuf Kalla mengaku siap bekerja sama dengan NU.
"Gus Yahya itu punya kemampuan tapi tentu dengan tim yang kuat."
"Kita harapkan bahwa Gus Yahya dengan tim bekerja dengan organisasi lainnya."
"Seperti saya Ketua DMI siap untuk bekerja sama dan saling membantu," ujar dia.
Baca juga: Gus Yahya Nahkodai PBNU, DPP KNPI: Semoga Semakin Berkontribusi untuk Umat dan Bangsa
Diketahui , KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya terpilih menjadi Ketua Umum PBNU 2021-2026
Kemenangan Gus Yahya ini berdasarkan pemungutan suara dalam Muktamar ke-34 NU di Lampung, Jumat (24/12/2021) kemarin.
Dalam pemungutan suara itu, Gus Yahya berhadapan dengan Said Aqil Sirajd.
Gus Yahya mengantongi 337 suara, unggul dari KH. Said Aqil Siradj yang hanya mendapatkan 210 suara.
Adapun satu suara tidak sah.
Tiga Pekerjaan Rumah bagi Gus Yahya
Sementara itu, tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU), KH Maman Imanulhaq mengapresiasi penyelenggaraan Muktamar NU ke-34 di Lampung, Jumat (24/12/2012) yang berlangsung secara demokratis dan lancar.
Meski sedikit diwarnai perdebatan alot hingga sempat memanas, namun gelaran 5 tahunan NU itu dianggap sukses dan melahirkan nahkoda baru kepengurusan PBNU.
Baca juga: Terpilih Jadi Rais Aam PBNU 2021-2026, Miftahul Akhyar Diminta Mundur dari MUI
Usai proses demokrasi yang melelahkan itu, kini saatnya, kata Pengasuh Ponpes Al Mizan Jatiwangi, NU melakukan konsolidasi, merapatkan kembali barisan untuk menyongsong satu abad pengabdian NU.
Menurut Kiai Maman, NU adalah rumah besar, tempat berjuang bersama semua kalangan yang memiliki prinsip ideologi Islam ahlussunah wal jamaah dan memiliki komitmen Keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan.
Dalam catatan Kiai Maman, Gus Yahya setidaknya punya 3 pekerjaan rumah yang tidak mudah dalam memimpin roda organisasi hingga tahun 2026 salah satunya yakni penguatan institusi.
Selain itu, di era society 5.0 yang telah berjalan, NU harus menjadi lokomotif untuk melakukan transformasi digital.
"NU tidak hanya sekedar hanya melakukan transformasi digital, tetapi lebih dari itu yakni melakukan penguatan SDM untuk menjawab tantangan zaman," kata Kiai Maman kepada Tribunnews.com, Jumat (24/12).
Sesuai dengan tantangan Presiden Joko Widodo yang dikemukakan saat membuka Muktamar NU, Gus Yahya, menurut Kiai Maman, juga harus mampu menafsirkan serta menjawab harapan Presiden baik di bidang ekonomi, sosial, dan kebudayaan.
Baca juga: Terpilih Jadi Ketum PBNU, Qodari Yakin Gus Yahya Bakal Bawa Perubahan NU ke Depan
Soal transformasi digital, Kiai Maman berharap, manuskrip-mauskrip kuno, kitab-kitab tradisonal segera didigitalisi sehingga NU memiliki e-book yang bisa lebih dimanfaatkan oleh publik.
Sementara di bidang SDM, dengan potensi yang sangat besar dan melimpah, Gus Yahya diharapkan menginventarisir potensi itu dan menempatkannya sesuai bidang dan keahlian yang mereka miliki untuk kemajuan NU demi peradaban dunia yang lebih baik.
"Sekali lagi saya ucapkan selamat kepada KH. Kifayatul Akhyar dan Gus Yahya yang telah terpilih menjadi Rais Amm dan Ketum PBNU untuk 5 tahun ke depan."
"Semoga di bawah kepemimpinannya NU semakin besar dan bermanfaat untuk Indonesia dan dunia. Terimakasih kepada KH. Said Aqil Sirodj atas pengabdian yang sangat kobstruktif dan siginifikan bagi NU dan Indonesia, " pungkas Anggota DPR RI Komisi VIII ini.
(Tribunnews.com/Shella Latifa/Srihandriatmo Malau)