News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Bertambah 27 Kasus, Ini Empat Strategi Pemerintah Hadapi Varian Omicron

Penulis: Shella Latifa A
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. - Kasus varian Covid-19 Omicron bertambah 27 kasus pada Minggu (26/12), ini empat strategi pemerintah hadapi pandemi, termasuk penularan Omicron.

TRIBUNNEWS.COM - Kasus varian baru Covid-19 Omicron di Indonesia kembali bertambah.

Berdasarkan data terakhir Minggu (26/12/2021), ada 27 tambahan kasus baru varian Omicron.

Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi menyebut 27 tambahan kasus Omicron itu mayoritas berasal dari pelaku perjalanan luar negeri.

Terkonfirmasinya 27 kasus ini berdasarkan hasil pemeriksaan WGS oleh Badan Litbangkes yang keluar pada tanggal 25 Desember 2021

“Berdasarkan hasil pemeriksaan spesimen oleh Badan Litbangkes, kami kembali mengidentifikasi adanya tambahan kasus Omicron sebanyak 27 orang," ucap Nadia, Minggu (26/12/2021) dikutip dari laman pers Kemenkes.

Baca juga: Cegah Penyebaran Omicron, Menko Luhut: Jika Ingin Berlibur Domestik Saja, Jangan ke Luar Negeri

Adapun 26 kasus diantaranya merupakan kasus impor (imported case), dimana 25 orang merupakan WNI yang pulang dari perjalanan negara Malaysia, Kenya, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Mesir, Malawi, Spanyol, Inggris, Turki.

Kemudian, satu orang merupakan warga negara asing (WNA) Asal Nigeria.

Sementara, satu kasus di luar pelaku perjalanan adalah tenaga Kesehatan di RSDC Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta.

Sehingga kini, total jumlah kasus Omicron menjadi 46 pasien.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers virtual Jumat (10/9/2021). (Tribunnews.com/ Rina Ayu)

Empat Strategi Pemerintah

Melihat laju kasus Omicron yang terus bertambah, pemerintah telah mempersiapkan empat strategi untuk mengatasi penularan varian itu.

Pertama protokol kesehatan atau 3 M, kedua adalah surveillance atau 3T termasuk karantina, ketiga vaksinasi, keempat terapeutik atau perawatan.

Berkaitan dengan protokol kesehatan, pemerintah meminta masyarakat untuk tidak berpergian ke luar negeri, kecuali jika ada hal mendesak.

Baca juga: Jumlah Anak-anak di New York yang Dirawat karena Covid-19 Meningkat Empat Kali Lipat

Hal itu diungkapkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam dalam konferensi persnya secara virtual, Senin (27/12/2021).

"Penting sekali protokol kesehatan ini nomor satu, tidak usah pergi ke luar negeri kalau tidak sangat butuh."

"Karena sekarang sumber penyakit ada di sana," ucap Budi, dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden.

 Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. (tangkap layar)

Kemudian, masyarakat juga diminta tetap patuhi 3M dan disiplin menggunakan aplikasi PeduliLindungi.

Baca juga: Cara Perbaiki Data Vaksin Covid-19 Via Chatbot WhatsApp serta Cek Status Vaksin

Budi menyebut banyak masyarakat yang masih abai dalam menggunakan aplikasi PeduliLindungi.

"Banyak masyarkat masuk mall atau masuk restoran suka lupa pakai, padahal kewajiban petugas untuk mengingatkan."

"Karena aplikasi ini membantu kita untuk menyaring ada orang yang berpotensi menular tapi tidak displin, masih jalan-jalan," tuturnya.

Strategi kedua soal surveillance, Budi mengatakan pemerintah akan memperketat karantina yang masuk ke Indoneisa dari luar negeri.

Baca juga: Antisipasi Varian Omicron Selama Nataru, Pemerintah Evaluasi Kebijakan Pengendalian Covid-19

Hal itu dilaku demi melindungi 270 juta masyarakat yang sekarang kondisinya sudah baik.

"Jadi tolong dipahami bahwa proses karantina kedatangan luar negeri untuk warga negara Indonesia akan kita perketat 98 persen kasus omicron adalah terjadi karena orang-orang kita pulang dari luar negeri," jelas Budi.

Sejumlah penumpang pesawat berjalan di area Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (20/12/2021). Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mencatat selama periode 1 hingga 16 Desember 2021, sebanyak 37.214 WNI melakukan perjalanan ke luar negeri melalui Bandara Soekarno Hatta, sedangkan WNI yang tiba ke Indonesia melalui Bandara Soekarno Hatta dari luar negeri sebanyak 40.557 orang. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Tak hanya itu, pihaknya juga menyebarkan teknologi baru untuk tes PCR yang bisa melihat marker Omicron di pintu masuk.

Teknologi baru ini lebih cepat mengindendifikasi Omicron melalui tes PCR dalam waktu 4-6 jam daripada WGS yang memakan waktu antara 3-5 hari.

"Kita juga akan mendatangkan 15 mesin genome sequnecing baru yang tiba pada awal tahun depan."

"Akan kita sebarkan seluruh pulau pulau Indonesia, Sumtera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua agar tes menjadi lebih cepat dan jaringannya lebih kuat tidak hanya di Jawa saja," tambah Budi.

Baca juga: Lebih dari 60 Kapal Pesiar Amerika Serikat Terkena Kasus Covid-19, Ditolak Berlabuh di Karibia

Strategi ketiga terkait vaksinasi, Budi menegaskan pemerintah terus mendorong agar vaksinasi terus digenjot.

Vaksinasi sebagai langkah antipasi meminamilisir dampak tertular Omicron.

"Penting buat kita mempercepat vaksinasi, terutama kalangan yang berisiko yaitu lansia dan orang-orang yang imunitasnya terganggu."

"Harus cepat kita vaksinasi agar mereka tidak tertular Omicron," jelas dia.

Terakhir, strategi soal perawatan, Kementerian Kesehatan telah memasang 16 ribu lebih oksigen generator dan 31 oksigen konsentraton.

(Tribunnews.com/Shella Latifa)

Baca berita soal Virus Corona lainnya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini