Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satgas Pangan Polri berjanji bakal menindak tegas jika ada spekulan yang bermain di balik naiknya harga cabai rawit merah hingga telur ayam di sejumlah pasar di Indonesia.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Irjen Pol Rusdi Hartono memastikan pihaknya masih mendalami terkait kenaikan harga komoditas pangan menjelang akhir tahun 2021.
"Barang ada harga juga sesuai aturan, tidak ada upaya-upaya melakukan aktivitas spekulasi yang langgar hukum, tentunya satgas akan bertindak," kata Rusdi di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (29/12/2021).
Rusdi memastikan Satgas Pangan Polri masih berjalan untuk memantau harga komoditas pangan menjelang akhir tahun 2021.
Baca juga: Harga Bahan Pangan Melonjak Tajam di Akhir Tahun
Khususnya memastikan seluruh harga bahan pokok normal.
"Satgas pangan masih berjalan. Polri dengan instansi terkait lainnya berjalan memantau memastikan bahwa barang-barang itu ada di masyarakat dan harga sesuai aturan yang berlaku," tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mengeluhkan beberapa harga komoditas pangan menjelang akhir tahun ini mengalami kenaikan yang tinggi.
"Dalam catatan IKAPPI menjelang perpindahan tahun 2021 - 2022, beberapa komoditas di luar dugaan mengalami kenaikan yang tidak wajar dan baru pertama kali ini terjadi," kata Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan saat dihubungi, Selasa (28/12/2021).
Menurutnya, harga bahan pokok yang kini melonjak tinggi adalah minyak goreng, cabai rawit merah dan telur ayam.
Baca juga: Harga Komoditas Pangan Melambung, Pedagang Pasar: Tidak Wajar, Baru Kali Ini Terjadi
"Tiga komoditas ini cukup mengagetkan masyarakat, khususnya emak-emak. Ini membuat kami semua menjadi cukup sulit menghadapi perpindahan tahun ini," kata Reynaldi.
"Jujur kami IKAPPI tidak menduga bahwa kenaikan harga pangan yang relatif panjang dan tinggi ini terjadi di akhir tahun 2021," sambungnya.
Reynaldi menjelaskan, kenaikan harga minyak goreng yang signifikan belum pernah terjadi selama ini.
Hal ini terjadi, kata Reynaldi, dikarenakan harga minyak kelapa sawit (CPO) dunia melambung, sehingga harga minyak goreng curah dan kemasan ikut naik.