TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkomitmen kuat melakukan pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas.
Wujud komitmen Jokowi begitu terlihat dalam akselerasi program digitalisasi pendidikan.
Demikian diutarakan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Solehuddin saat menjadi narasumber pada Seminar BEM Rema UPI Bandung bertajuk 'Digitalisasi Sekolah: Meretas Batas Ruang Pembelajaran Tradisional' pekan lalu.
Prof. Solehuddin menyampaikan program digitalisasi pendidikan Jokowi merupakan jawaban dari persoalan asks pendidikan yang sudah lama menghantui negeri ini.
Baca juga: BPIP Sebut Presiden Jokowi Segera Tetapkan Perubahan PP 57/2021 Tentang Standar Pendidikan Pancasila
Ia menilai melalui digitalisasi masyarakat semakin mudah mengakses pendidikan.
“Digitalisasi salah satu jawaban presiden kita. Presiden hanya ingin akses pendidikan terakses oleh seluruh masyarakat Indonesia," kata Prof. Solehuddin di Bandung, Jawa Barat dikutip, Selasa (4/1/2022).
Selain membuka akses pendidikan, dia menambahkan, program digitalisasi Jokowi juga dapat menciptakan pemerataan pendidikan.
Maka demikian akan bisa meningkatkan kualitas SDM Indonesia.
“Digitalisasi pendidikan jawaban untuk wujudkan kesetaraan pendidikan," imbuh Prof. Solehuddin.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian.
Menurutnya Jokowi telah berhasil membuat pendidikan Indonesia melesat maju melalui digitalisasi pendidikan.
"Saya melihat Presiden Jokowi sudah membuat kemajuan yang cukup pesat. Hanya saja kita harus terus bergerak karena kita sedang bersaing dengan negara lain," ungkap Hetifah.
Oleh karena itu Hetifah menginginkan supaya Jokowi dapat mempercepat program digitalisasi khususnya di sektor pendidikan.
Sehingga ke depan pendidikan Indonesia tidak ketinggalan dengan negara lainnya.
"Digitalisasi sesuatu yang niscaya karena SDM kita harus mampu bersaing di ranah global. Kuncinya adalah penguasaan teknologi semua pengetahuan sekarang sangat terbuka luas melalui teknologi," pungkas Hetifah.