Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) mengutus team advance untuk memberikan informasi terbaru seputar pelaksanaan haji dan umrah di tanah suci.
Pada webinar series update dari terkait pelaksanaan umrah, Rabu (5/1/2021), Bendahara Umum AMPHURI, Tauhid Hamdi mengatakan ada perbedaan masa karantina antara calon jamaah umrah yang mendarat (landing) di Madinah dan mendarat di Jeddah.
Walaupun reservasi hotelnya sama-sama 5 hari, baik hotel di Jeddah dan Madinah reservasinya sama-sama 5 hari.
Ia mengatakan tim yang dikarantina di Madinah mendapat jadwal karantina 5 hari, namun telah dinyatakan selesai karantina di hari ke 3 dan melakukan tes PCR dengan hasil negatif.
“Alhamdulillah, entah bagaimana, karantinanya itu cuma 3 hari. Kemudian di tes PCR pada negatif semuanya, sehingga gelangnya diberikan,” ujar Tauhid Hamdi langsung dari Madinah.
Tauhid mengatakan rombongan tim advance yang tiba di Madinah telah melakukan karantina selama 3 hari.
Baca juga: AMPHURI: Arab Saudi Tidak Wajibkan Booster untuk Pengguna Vaksin Sinovac dan Sinopharm
Ada perbedaan hotel non karantina dan hotel karantina.
Bagi calon jamaah umrah yang menggunakan 4 vaksin yang diwajibkan pemerintah Saudi (Astrazeneca, Moderna, Pfizer, Johnson and Johnson), tidak wajib karantina.
Sedangkan bagi calon jamaah haji yang menggunakan selain 4 vaksin tersebut (misal, Sinopharm dan Sinovac), wajib menjalani karantina 3 hingga 5 hari.
Calon jamaah umrah juga akan dibagikan gelang untuk menandakan jamaah umrah/jamaah haji atau warga setempat.
Bagi orang yang memiliki gelang diizinkan masuk masjid Nabawi, bagi yang tidak memiliki gelang tersebut harus mengunduh ‘Tawakkalna’ (aplikasi resmi pencegahan penularan Covid-19 yang dimiliki pemerintah Saudi).
Baca juga: Sampai di Jeddah Tim Advance Mitigasi Sistem Umrah AMPHURI Jalani Karantina 5 Hari 4 Malam
“Tidak semua pintu di buka di masjid Nabawi, hanya ada beberapa pintu untuk mengecek Tawakalna dan gelang. Itu yang dipakai untuk masuk ke dalam masjid,” Tauhid.
Masjid Nabawi menerapkan physical distancing sejauh 1,5 meter per orang dan ada petugas yang menegur jika ada jamaah yang tidak menjaga jarak.
Harus menggunakan masker di tempat umum, kalau tidak menggunakan masker dapat didenda hingga 1000 real.
Sistem yang dibangun selama pandemi oleh pemerintah Arab Saudi, menurut Tauhid, membuat ibadah lebih khusyuk, karena tidak berdesak-desakan.
“Perlu diketahui kalau kita masuk masjid Nabawi harus memperlihatkan Tawakkalna dan gelang yang kita pakai,” ujarnya.
Wakil Sekretaris Jenderal Amphuri, Syatiri Rahman mengatakan apa yang dilakukan AMPHURI dengan mengirim tim advance merupakan edukasi sekaligus mengedukasi umat untuk kembali umrah dan haji setelah 2 tahun tidak ada keberangkatan umrah dan haji.
Baca juga: Umrah Ditunda, AMPHURI Berangkatkan Tim Advance Mitigasi Sistem Umrah di Masa Pandemi ke Tanah Suci
Amphuri khawatir antusias umat kepada umrah dan haji berkurang, karena banyak jamaah umrah yang tertunda keberangkatannya.
“Dengan webinar ini calon jamaah haji dan umar memiliki gambaran penyelenggaraan ibadah umrah di masa pandemi sesuai ketentuan pemerintah RI dan pemerintah Arab Saudi,” katanya.