TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan vaksinasi Indonesia saat ini masuk peringkat empat besar di dunia.
Bahkan, dikabarkan pula bahwa jumlah penduduk yang telah divaksinasi, melampaui negara Brazil.
Untuk diketahui, jumlah penduduk Indonesia yang telah divaksinasi menembus angka 169 juta jiwa.
Sementara, jumlah vaksinasi Brazil mencapai angka 166 juta jiwa.
Hal tersebut diungkap Budi dalam konferensi pers mingguan Evaluasi PPKM yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (10/1/2022).
"Alhamdulilah, Minggu ini, Indonesia berhasil naik ke peringkat keempat dunia melampaui Brazil dari sisi jumlah rakyat yang divaksinasi."
"Kita bisa menembus angka 169 juta rakyat Indonesia yang sudah divaksinasi, melampaui Brazilia 166 juta jiwa."
Baca juga: Vaksin Booster Covid-19 Gratis atau Bayar? Ini Estimasi Tarif Vaksin di Luar Negeri
Angka Pornografi Anak Indonesia Rangking 4 Dunia, Ada 5,5 Juta Konten Pornografi dalam Kurun 4 Tahun
Timnas Indonesia di Atas Brazil dan Argentina, Cek Peringkat 3 Terbaik Klasemen Piala Dunia U17 2023
"Kita ada di bawah China (dengan jumlah penduduk yang divaksinasi mencapai) 1,2 miliar."
"India 880 juta dan Amerika Serikat 246 juta jiwa," terang Menkes Budi.
Untuk total jumlah 288 juta dosis vaksin yang telah diberikan, kata Menkes, sebanyak 170 juta dosis sudah diberikan untuk suntikkan pertama.
Dan sebanyak 116 juta dosis juga sudah diberikan untuk suntikkan kedua.
Dengan jumlah ini, maka 70 persen semua provinsi di Indonesia telah mendapatkan vaksinasi.
"Minggu lalu yang masuk (sebagai daerah yang telah mencapai target vaksinasi) adalah Provinsi Aceh dan Provinsi Kalimantan Barat."
"Tinggal ada lima provinsi lagi yang belum mencapai 70 persen, pertama adalah Sumatera Barat, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Barat dan Papua," lanjut Menkes.
Kendati demikian, masyarakat tak perlu risau, sebab saat ini pemerintah masih memiliki setidaknya 150 juta dosis untuk provinsi-provinsi tersebut.
Baca juga: Ada Klaster Covid-19 di Krukut, Taman Sari, Ratusan Warga Jalani Pemeriksaan Massal
"Stok pastinya ada dipegang pemerintah sekarang ada 446 juta totalnya."
"Jadi kalau sudah di 288 juta (diberikan) masih ada lebih dari 150 juta dosis yang kita bisa suntikan," ujar Menkes Budi.
Sementara itu khusus untuk vaksinasi booster, pemerintah menyiapkan konfrensi pers khusus yang rencananya akan disampaikan pada Rabu (12/1/2022) mendatang.
Golongan Penerima Vaksin Booster Gratis Program Pemerintah
Untuk informasi, vaksin booster Covid-19 atau vaksinasi suntikan ketiga bagi, masyarakat umum akan mulai diberikan tanggal 12 Januari 2022, mendatang.
Pemberian vaksin kepada masyarakat ini dilakukan setelah pemerintah sebelumnya telah menerima masukan dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
Kepada masyarakat golongan lansia akan didahulukan, karena dianggap sebagai golongan yang rentan terhadap paparan Covid-19.
Hal tersebut diungkap oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), Jumat (31/12/2021).
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia Belum Tercapai hingga Akhir Tahun, Pemerintah Sebut Ada Dua Faktor
"Di awal Januari (2022) nanti tanggal 12 akan dimulai vaksinasi booster."
"Sesudah menerima masukan dari kita ITAGI di mana ada dua jenis booster yang akan diberikan," terang Airlangga.
Berikut rincian golongan, bagi masyarakat penerima vaksin booster gratis yakni:
1. Tenaga Medis
2. Kaum Lansia
4. Masyarakat yang memiliki kekebalan tubuh rendah
5. Pasien sedang menjalani terapi kanker
6. Masyarakat penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan
Untuk diketahui, pemberian vaksinasi booster ini akan diberikan secara gratis bagi Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan.
Baca juga: Aturan Terbaru Sistem Kerja ASN 2022 di Masa Pandemi Covid-19, 100 Persen WFO bagi Sektor Kritikal
Sementara bagi masyarakat non PBI akan dilakukan dengan skema berbayar.
Skema Vaksinasi
Mengenai skema vaksinasinya, vaksin booster iakan dilakukan dengan dua skema yaitu vaksin homologous dan heterologous.
"Satu yang homologous di mana suntikan pertama kedua dan ketiga sama."
"Ini Emergency Use Authorization (EUA) diharapkan awal bulan (nanti) bisa diterbitkan."
"Dan ITAGI akan merekomendasikan yang heterologous yang suntikan ketiga berbeda dengan ketikan pertama dan kedua," sambung Airlangga.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)