Vaksin Coronavac diberikan sebagai vaksin booster yang bersifat homologus atau sejenis dengan vaksin primer atau dosis pertama dan kedua.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Bisa Sebabkan Siklus Mentruasi Tambah Lama, Apakah Berbahaya?
2. Pfizer
Adapun vaksin Pfizer akan menimbulkan efek samping seperti nyeri di tempat suntikan, nyeri otot, demam dan nyeri sendi.
Vaksin Pfizer diberikan sebagai vaksin booster yang bersifat homologus atau sejenis dengan vaksin primer atau dosis pertama dan kedua.
3. AstraZeneca
Hasil uji klinik dari vaksin AstraZeneca menunjukkan, efek samping bersifat rngan 55% dan sedang 37%.
Vaksin AstraZeneca diberikan sebagai vaksin booster yang bersifat homologus atau sejenis dengan vaksin primer atau dosis pertama dan kedua.
4. Moderna
Vaksin Moderna bisa diberikan sebagai vaksin booster yang sifatnya homologus atau sejenis dan heterologus atau jenis vaksin yang berbeda dari vaksin dosis satu dan dosis kedua.
Penny mengatakan, respons titer antibodi netralisasi dari vaksin Moderna sebesar 13 kalinya, setelah dosis booster dan pada usia dewasa 18 tahun ke atas.
"Untuk heterologusnya moderna adalah untuk vaksin primernya adalah AstraZeneca, Pfizer, Johnson and Johnson dengan dosis setengah," ucap dia.
5. Zifivax
Vaksin Zifivax bisa diberikan sebagai vaksin booster yang bersifat heterologus untuk vaksin Sinovac dan Sinopharm.
Adapun respons titer antibodi netralisasi meningkat lebih dari 30 kali pada subjek usia dewasa.