Radius bahaya lainnya yaitu jarak 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Adapun potensi bahaya lainnya adalah awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
Wilayah potensi bahaya tersebut terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Baca juga: Ilmuwan NASA Perkirakan Kekuatan Letusan Gunung Berapi Tonga: Setara 10 Megaton TNT
3. Gunung Sinabung (Level 3, Siaga)
Gunung Api Sinabung terletak di Kab\Kota Karo, Sumatera Utara.
Posisi geografis Gunung Sinabung di Latitude 3.17°LU, Longitude 98.392°BT dan memiliki ketinggian 2460 mdpl.
Pengamatan visual menunjukkan Gunung Sinabung terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-II.
Menurut laporan pengamatan, asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal tinggi sekitar 100-300 meter dari puncak.
Kemudian, cuaca di sekitar Gunung Sinabung terpantau cerah hingga berawan, angin lemah ke arah barat daya dan barat.
Lebih lanjut, suhu udara di sekitar Gunung Sinabung tercatat 16-18°C.
Menurut pengamatan kali ini, tidak ada aktivitas kegempaan yang terjadi.
Imbauan kepada Masyarakat
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, masyarakat dan pengunjung/wisatawan diimbau tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 km dari puncak G.Sinabung, radius sektoral 5 km (selatan-timur), dan 4 km (timur-utara dan barat).
Masyarakat diimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik. Kemudian, mereka juga harus mengamankan sarana air bersih dan membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.
Disarankan kepada masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.
Baca juga: Ilmuwan: Letusan Gunung Berapi Bawah Laut Tonga Berpotensi Dinginkan Belahan Bumi Selatan
4. Gunung Ili Lewotolok (Level 3, Siaga)
Gunung Api Ili Lewotolok terletak di Kab\Kota Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Posisi geografis gunung ini di Latitude - 8.272°LU, Longitude 123.505°BT dan memiliki ketinggian 1423 mdpl.
Menurut hasil pengamatan, penampakan visual Gunung Ili Lewotolok tertutup Kabut 0-I hingga tertutup Kabut 0-III.
Sedangkan asap kawah tidak teramati.
Laporan cuaca di sekitar Gunung Ili Lewotolok terpantau hujan, angin lemah ke arah timur.
Adapun suhu udara tercatat sekitar 23.5-24.2°C, dengan kelembaban 70.5-79.1% dan intensitas curah hujan 4 mm per hari.
Pengamatan kegempaan yang terjadi yaitu lima kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 18.6-25 mm, dan lama gempa 33-48 detik.
Tercatat 30 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 6-17 mm, dan lama gempa 21-51 detik.
Selain itu, tercatat tujuh kali gempa Tremor Non-Harmonik dengan amplitudo 7-16 mm, dan lama gempa 59-89 detik.
Catatan selanjutnya, satu kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 29 mm, S-P 14.7 detik dan lama gempa 83 detik.
Laporan lebih lanjut, tercatat adanya satu kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5-1 mm, dominan 0.5 mm.
Imbauan kepada Masyarakat
Seluruh hasil pengamatan tersebut harus menjadi pertimbangan bagi masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok dan pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak/kawah Gunung Ili Lewotolok.
Himbauan khusus masyarakat Desa Jontona, agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai oleh awan panas dari bagian tenggara puncak/kawah Gunung Ili Lewotolok.
Selain itu, masker dan alat pelindung kulit dan mata adalah sarana pelindung kesehatan yang penting dari potensi bahaya abu vulkanik terhadap kesehatan.
Kemudian, masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok harus mewaspadai ancaman lahar terutama disaat musim hujan.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Gunung Api