Rentang koordinat ini memuat di dalamnya lintang 0° atau garis katulistiwa, sehingga garis katulistiwa tidak akan mengalami ekuiluks.
Untuk daerah yang terletak tepat di lintang 2,1°LU akan mengalami ekuiluks saat Solstis Desember (21 Desember) sedangkan daerah yang terletak tepat di lintang 2,1°LS akan mengalami ekuiluks saat Solstis Juni (21 Juni).
Ekuiluks Tidak Mungkin Terjadi ketika Ekuinoks
Dengan menggunakan persamaan ini, kita juga dapat mengetahui ekuiluks tidak dapat terjadi ketika ekuinoks.
Hal ini dikarenakan nilai ketinggian Matahari harus bernilai nol agar deklinasi Matahari juga bernilai nol.
Dengan kata lain, ekuiluks dapat terjadi ketika ekuinoks jika dan hanya jika Bumi (ataupun planet lainya) tidak memiliki atmosfer (sehingga tidak membuat ufuk tampak lebih rendah dari ufuk sejati karena pembiasan atmosfer), dan Matahari berukuran jauh lebih kecil dibandingkan saat ini secara visual (sehingga tidak memasukkan separo lebar sudut Matahari untuk penentuan waktu terbit/terbenam Matahari).
Daftar 36 Kota yang Akan mengalami Ekuiluks
Berdasarkan Edukasi Lapan, selain ketiga kota yang telah di sebutkan di awal tadi, masih ada 36 kota lainnya di lima provinsi berbeda yang juga akan mengalami ekuiluks sejak 20 Januari hingga 26 Februari mendatang, yakni sebagai berikut:
1. Subulussalam di NAD pada 20 Januari
2. Sidikalang di Sumatera Utara pada 24 Januari
3. Pulau Subi di Kepulauan Riau pada 28 Januari
4. Pematangsiantar di Sumatera Utara pada 29 Januari
5. Kisaran di Sumatera Utara pada 30 Januari
6. Tanjungbalai di Sumatera Utara pada 30 Januari