TRIBUNNEWS.COM - Laju kasus Corona atau Covid-19 di Indonesia terus meningkat beberapa waktu ini.
Menurut laporan Satgas Covid-19 per Rabu (26/1/2022), tambahan kasus harian Covid-19 tembus angka 7.010 pasien .
Jumlah kasus itu meningkat daripada hari sebelumnya, Selasa (25/1/2022) yang berjumlah 4.878 pasien.
Sehingga jika dibandingkan, angka kenaikan sekitar 2.132 kasus.
Baca juga: Update Covid-19 Global 27 Januari 2022: Kasus Baru di Seluruh Dunia Capai 3.349.368
Terkait kasus harian Covid-19 yang menembus 7 ribu, Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban memberi tanggapannya.
Zubairi mengingatkan perihal penyelenggaraan sekolah tatap muka atau Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang sudah berjalan.
Ia menyebut PTM kini tidak aman bagi para siswa seiring melihat kondisi Covid-19 yang kian meningkat.
"Tembus 7.000 kasus per hari ini (26/1/2022). Sementara positivity rate lampaui 10%. Ini indikator bahwa sekolah tatap muka tidak lagi aman. Ada pilihan pembelajaran jarak jauh," ucap Zubairi, dikutip dari akun Twitter-nya @ProfesorZubairi, Kamis (27/1/2022).
Baca juga: Klaster Covid-19 di PN Jakbar: 13 Pegawai Positif, Lockdown hingga Awal Februari, Seluruhnya OTG
Menurutnya, akan lebih baik jika pembelajaran kembali kepada sistem daring pada daerah yang rawan.
Zubairi juga mengimbau pemerintah untuk menghentikan PTM untuk sementara waktu dan kembali menaikkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"Mohon dipertimbangkan untuk menghentikan sementara PTM 100% dan menaikkan PPKM ke level lebih tinggi," jelasnya.
"Ada baiknya di daerah-daerah merah Covid-19 kembali ke sekolah virtual," imbuh dia.
Baca juga: Ampuhkah Mencegah Covid-19 dengan Spray Hidung? Ini Hasil Uji Klinisnya!
Ia menambahkan, untuk wilayah dengan tingkat positivity rate kasus rendah, PTM masih dimungkinkan dilakukan.
Namun, di sisi lain, pemerintah juga harus waspada karena saat ini keterisian tempat di rumah sakit juga alami peningkatan.
"Sedangkan yang positivity rate-nya rendah, masih dimungkinkan untuk tetap PTM. Ingat, keterisian rumah sakit telah naik lebih dari 30% saat ini," jelasnya.
8 Sekolah di Depok Ditutup, tapi PTM Masih Berlaku 100 Persen
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, peningkatan Covid-19 membuat Kota Depok waspada.
Terlebih pemberlakuan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen baru berlaku beberapa hari terakhir.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana, menyebut ada delapan sekolah di Kota Depok yang ditutup sementara.
Baca juga: Covid-19 Makin Meroket, Kota Tangerang PPKM Level 3, 6 Tempat Isolasi Diaktifkan Lagi
Hal ini menyusul adanya kasus konfirmasi positif Covid-19 di 8 sekolah tersebut.
"Delapan sekolah. Enam sekolah umum dan dua sekolah boarding," kata Dadang saat dihubungi pada Rabu (26/1/2022) siang.
Kendati demikian, PTM di Depok masih berlaku hingga saat ini.
Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono, meminta agar seluruh sekolah di Kota Depok melakukan pengawasan secara lebih ketat terhadap seluruh aktivitas belajar-mengajar saat menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen.
"Karena memang pertumbuhan Omicron sekarang sedang tinggi maka satgas di sekolah harus lebih ketat lagi, baik dari pengawasan penggunaan masker, dan jajanan sekolah," kata Imam di Bumi Wiyata Depok pada Rabu (26/1/2022), siang.
Walau sejumlah sekolah di Kota Depok tutup sementara karena adanya kasus konfirmasi positif Covid-19, Imam menyebut bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Depok belum mengeluarkan aturan perihal pemberhentian pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen.
"Selama masih diperbolehkan oleh Pemerintah Pusat, kami akan laksanakan, selama itu perintah dari pusat kami akan laksanakan, kecuali sudah ada larangan," sambung Imam.
Menurut Iman, jika ada orang tua siswa yang keberatan dengan pelaksanaan PTM 100 persen, mereka boleh menyatakan sikap dengan cara menuliskan surat keberatan yang ditujukan kepada pihak sekolah.
"Kalau orang tua mengeluhkan (PTM 100 persen) itu silakan, buat surat secara eksplisit tentang keberatan itu. Kalau keberatan buat surat saja," ujarnya.
Baca juga: Kasus Omicron Melonjak, KPAI Minta Pelaksanaan PTM 100 Persen Dievaluasi
Adapun surat yang dimaksud harus mencantumkan alasan orang tua yang belum memperbolehkan anaknya untuk ikut PTM 100 persen.
"Jadi bisa buatkan surat keberatan mengikuti PTM 100 persen dan alasannya apa," ucap Imam.
Guna menekan jumlah penyebaran Covid-19 di sekolah, Imam berharap para orang tua dapat menyiapkan bekal makanan untuk anak-anaknya.
"Siswa diharapkan membawa makanan, tidak bertukar makanan, supaya bisa melindungi dirinya masing-masing. Dengan bisa melindungi diri masing-masing, maka akan melindungi orang lain," tukas Imam.
(Tribunnews.com/Shella Latifa/Theresia)