News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rare Earth, Lapisan Tanah Bekas Semburan Gas dan Lumpur Lapindo yang Mengandung Logam Berharga

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tanggul lumpur Lapindo di titik 73 Kedungbendo yang ambrol pasca hujan deras mengguyur wilayah Kabupaten Sidoarjo, beberapa waktu lalu.

TRIBUNNEWS.COM - Lapisan tanah bekas semburan gas disertai lumpur panas Lapindo yang berlokasi di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, ternyata menyimpan kandungan rare earth atau logam tanah jarang di lapisan bawah lumpur.

Rare Earth berguna dalam pengembangan kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

Unsur tanah jarang atau rare earth adalah semua logam, dan kelompoknya yang sering disebut sebagai "logam tanah jarang".

Logam-logam ini memiliki banyak sifat yang serupa, dan sering menyebabkan mereka ditemukan bersama dalam endapan geologis.

Mereka juga disebut sebagai "oksida tanah jarang" karena banyak dari mereka biasanya dijual sebagai senyawa oksida.

Baca juga: Mengenal Harta Karun Dunia Rare Earth di Bawah Lumpur Lapindo

Apa itu Rare Earth?

lumpur lapindo dok surya (surya)

Rare Earth Elements (REE) atau Unsur Tanah Jarang (UTJ) adalah unsur penting yang digunakan pada berbagai produk yang kita gunakan sehari-hari seperti telepon seluler, hard drive, lensa kamera, microwave, peralatan medis, persenjataan canggih maupun berbagai produk teknologi tinggi lainnya.

Dikutip dari laman Badan Geologi, REE adalah 17 unsur dalam kerak bumi yang terdiri dari 15 unsur logam lanthanides (La, Ce, Pr, Nd, Pm, Sm, Eu, Gd, Tb, Dy, Ho, Er, Tm, Yb, Lu) ditambah scandiun dan yitrium.

Sebenarnya, unsur-unsur tersebut tidak sepenuhnya langka dan terdapat dalam jumlah cukup banyak dalam kerak bumi.

Hanya saja disebut unsur jarang karena unsur-unsur tersebut cukup sulit diperoleh dalam jumlah signifikan sesuai kebutuhan kehidupan modern saat ini.

Karena sifatnya yang unik REEĀ  tidak bisa digantikan oleh komponen lainnya dalam menunjang perkembangan teknologi modern.

Sulitnya memperoleh REE dengan jumlah yang signifikan menyebabkan REE menjadi mahal harganya.

REE biasanya ditemukan dalam beberapa bentuk mineral, seperti monasit, xenotime, dan bastnaesite.

Namun beberapa penelitian terbaru di luar negeri menunjukkan batubara juga dapat mengandung REE dengan kadar setara dengan kadar REE yang ditemukan pada mineral pembawa REE.

Baca juga: Setahun Kampung Miliarder Tuban Hasil Jual Tanah ke Pertamina: Kini Jual Ternak untuk Makan

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini