Penelitian pada fly ash dari berbagai batubara peringkat tinggi dunia menunjukkan kadar REE rata rata sebesar 445 ppm, atau setara dengan REE dalam mineral yang telah diusahakan secara komersial.
Sedangkan penelitian di Indonesia tentang REE dalam batubara masih sangat terbatas.
Penelitian yang dilakukan terhadap batubara Bangko Sumatra Selatan menunjukkan, batubara tersebut memiliki kadar REE sebesar 2,4 hingga 118,4 ppm.
Dengan asumsi kadar REE dalam fly ash 10 kali lipat kadar REE dalam batubara, maka potensi REE dalam fly ash batubara Bangko diperkirakan bisa mencapai sekitar 1000 ppm.
Angka tersebut adalah jumlah yang cukup besar dan menjanjikan untuk diekstrak secara komersial.
Diperkirakan Indonesia memiliki sumberdaya batubara yang signifikan yaitu sebesar 166milyar ton dengan cadangan sekitar 37milyar ton.
Selain itu, lebih dari 48 persen pembangkit listrik yang beroperasi saat ini menggunakan batubara sebagai sumber energinya.
Pada tahun 2017, konsumsi batubara pada beberapa PLTU di Indonesia tercatat sebesar 82 juta ton.
Proses pembakaran di PLTU untuk jumlah tersebut menghasilkan residu abu batubara sebesar kurang lebih 4,93 juta ton dengan rincian 0,78 juta ton berupa bottom ash dan 4,20 juta ton berupa fly ash.
Fly ash batubara jika tidak diutilisasi akan dianggap sebagai produk buangan.
Proses ekstraksi REE dari fly ash batubara berpotensi meningkatkan nilai tambah batubara.
Dengan asumsi kadar REE dalam fly ash sebesar 400 hingga 1000 ppm, maka potensi REE dalam abu batubara Indonesia diperkirakan cukup besar.
Saat ini Badan Geologi melalui Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) tengah melakukan studi terkait potensi REE dalam batubara Indonesia.
Studi dilakukan bekerjasama dengan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
Hasil studi diharapkan dapat mengungkap potensi REE dalam batubara Indonesia dan membuka peluang peningkatan nilai tambah batubara serta peningkatan pendapatan negara melalui produksi REE dari batubara Indonesia.
Lebih jauh, produksi REE akan juga berarti membuka peluang berdirinya berbagai industri modern di Indonesia yang artinya juga membuka banyak lapangan kerja baru.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Rare Earth