Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duet Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar dimunculkan sebagai pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk bertarung pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Pasangan ini bahkan sudah dideklarasikan oleh Barisan Prabowo-Gus Muhaimin di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Kota Bandung, belum lama ini.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengatakan, hingga saat ini para kader dan jajaran pengurus PKB di semua tingkatan masih terus berjuang untuk menjadikan Gus Muhaimin sebagai capres.
Baca juga: Cawapres Masih Mungkin, Peluang Ridwan Kamil Diusung Jadi Capres Meski Gabung PAN Dinilai Berat
Namun, Gus Jazil mengatakan bahwa banyak pihak yang menyebut duet Prabowo-Gus Muhaimin sebagai kombinasi pasangan yang ideal.
"Kita memang tidak bisa maju sendiri dan elektoral Pak Prabowo juga termasuk yang bagus. Banyak yang memandang kombinasi ini pasangan yang ideal untuk bisa mencapai kemenangan. Tapi kalau saya pribadi tetap berjuang Pak Muhaimin capres," ujar Gus Jazil kepada wartawan, Selasa (1/2/2022).
Baca juga: Siapa yang Lebih Unggul Jika Pasangan Prabowo-Puan Bertemu Anies Baswedan-Ganjar di Pilpres 2024?
Menurut Gus Jazil, jika Prabowo-Gus Muhaimin duet sebagai pasangan capres-cawapres, secara hitungan koalisi sudah memenuhi syarat presidential threshold (PT) minimal 20 persen.
Diketahui, ada Pemilu 2019 lalu, Partai Gerindra mendapatkan 17.594.839 suara (12,57 persen) sementara PKB meraih 13.570.097 suara (9,69 persen).
"Itu sudah lebih dari cukup untuk maju sebagai pasangan capres-cawapres," tuturnya.
Disisi lain, komposisi pasangan ini juga cukup ideal mewakili unsur nasionalis- religius, sipil-mileter, tua-muda.
Selain itu, secara pribadi keduanya juga sudah cukup akrab, meskipun berbeda koalisi saat Pilpres 2019 lalu.
Dari sisi politik, kedua tokoh juga merupakan ketua umum parpol sehingga lebih mudah melakukan konsolidasi ke struktur partai hingga tingkat bawah.
"Pak Muhaimin punya kultur pesantren dan NU, Pak Prabowo punya kultur militer, menurut saya komplit lah. Cuma saya pribadi masih berjuang agar Pak Muhaimin menjadi capres, RI 1. Tapi saya juga tidak menolak beberapa teman yang punya usulan karena pada ujungnya politik harus realistis juga," urainya.
Kendati begitu, kata Gus Jazil sejauh ini komunikasi yang dibangun belum sampai fokus membahas soal pasangan secara spesial.
"Kalau ada pembahasan yang lebih serius dan itu dapat sambutan yang bagus dari publik, ya nggak ada salahnya kalau pasangan ini dimunculkan lebih dulu untuk jalan karena cukup koalisinya," kata Wakil Ketua MPR RI ini.
Gus Jazil mengatakan bahwa saat ini masih ada waktu sekitar 2 tahun lebih bagi masing-masing calon untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas.
"Memang hari ini belum sampai pada momentum untuk memutuskan, siapapun calonnya. Pak Prabowo juga belum momentum memutuskan, Pak Anies juga belum. Yang jelas Pak Muhaimin dengan semua kandidat yang muncul tidak ada kendala dari sisi komunikasi," katanya.