Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan penambahan kasus positif Covid-19 baru bertambah hingga 27.197 kasus baru pada hari ini, Kamis (3/2/2022).
Penambahan pada hari ini lebih banyak dibanding kemarin, Rabu (2/2/2022), yakni sebanyak 17.895 kasus.
Total kasus konfirmasi positif hingga hari ini bertambah menjadi 4.414.483 orang.
Kasus aktif saat ini menjadi 115.275, setelah mendapatkan penambahan sebanyak 21.166 orang.
Sementara yang sembuh menjadi 4.154.797 setelah alami penambahan sebanyak 5.993 dan meninggal menjadi 144.411 setelah bertambah 38 orang.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Pakar Epidemiologi Sebut PTM dan Kerja dari Kantor Perlu Dievaluasi
Lalu jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 473.142.
Sementara suspek saat ini sebanyak 18.955 orang.
Berdasarkan provinsi, DKI Jakarta menjadi daerah dengan kenaikan tertinggi kasus Covid-19 pada hari ini, yakni dengan 10.117 kasus.
Lalu disusul Jawa Barat 7.308, Banten 4.312 dan Bali 1.501.
Kata Jokowi
Presiden Joko Widodo mengungkapkan sejumlah angka kenaikan Covid-19 dalam rapat terbatas evaluasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang digelar pada Senin (31/1/2022) awal pekan ini.
Rapat itu dia pimpin secara virtual dari Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, di sela-sela kunjungan kerjanya ke daerah itu.
Mula-mula, Jokowi meminta para menteri dan pejabat terkait berhati-hati dengan kondisi yang ada.
Pasalnya, ada kenaikan sebesar 910 persen untuk kasus aktif Covid-19.
"Hati-hati, saya ingin menegaskan kehati-hatian kita karena kasus aktif naik 910 persen. Dari yang sebelumnya 6.108 kasus di tanggal 9 Januari (2022), kemudian menjadi 61.718 kasus di 30 Januari (2022)," ujar Jokowi, dilansir dari unggahan pernyataan pembukaan rapat dari laman resmi setkab.go.id, Selasa (1/2/2022).
Selanjutnya, Kepala Negara mengungkapkan adanya kenaikan kasus positif Covid-19 sebesar 2.248 persen.
Kenaikan itu dari 529 kasus pada 9 Januari 2022 menjadi 12.422 kasus pada 30 Januari 2022 atau terjadi dalam 22 hari.
"Sekali lagi, hati-hati kita dalam menyikapi ini," tegas Presiden.
Instruksikan langkah penanganan
Usai pernyataan itu diunggah di akun laman resmi Sekretariat Kabinet, setkab.go.id, tautan paparan pembukaan Jokowi di laman itu tak dapat diakses.
Hingga Rabu (2/2/2022) pagi, laman setkab.go.id yang memuat pernyataan itu pun tak dapat diakses.
Namun, dari materi yang telah diunduh sebelumnya diketahui masih ada pesan lanjutan dari Jokowi untuk para menteri dan pejabat terkait.
Menurut dia, meski kasus aktif dan kasus positif harian mengalami kenaikan, semua pihak patut bersyukur karena kasus kematian tidak ikut naik.
"Meskipun kasus aktif naik 910 persen, tidak diikuti dengan melonjaknya angka kematian, ini bagus. Meskipun demikian, tetap harus kita harus tetap waspada," katanya.
"Untuk itu, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan untuk menjadi perhatian. Yang pertama, melihat karakteristik dari Omicron, menurut saya, kita harus menggunakan pendekatan penanganan yang berbeda," tegas Jokowi.
Untuk jangka pendek, dia meminta ada penguatan di bagian di hilir, sosialisasi, edukasi yang masif untuk masyarakat yang positif tanpa gejala untuk melakukan karantina mandiri dengan konsultasi dokter secara mandiri di puskesmas, di faskes, atau melalui telemedisin.
Kemudian, dia meminta stok obat-obatan yang ada di apotek-apotek ini betul-betul harus dikontrol keberadaannya.
"Yang kedua, di bagian hulu saya minta dilakukan pencegahan transmisi lokal, terutama di enam provinsi yang menjadi penyumbang kasus aktif yang terbesar," kata Jokowi.
Dia meminta kondisi di hulu benar-benar harus dimonitor dengan ketat.
Di sisi lain Jokowi juga masyarakat ditenangkan dan tidak usah panik.
"Harus tetap waspada. Kemudian juga disiplin protokol kesehatan bersama TNI dan Polri, terutama 3M yang masif dan juga pelacakan kontak erat. Ini seperti yang sudah kita lakukan," ungkapnya.
Sentil soal karantina
Dalam kesempatan yang sama, Jokowi kembali menyinggung perihal adanya dugaan permainan dari mafia karantina.
Hal itu disampaikannya usai mendapat laporan dari warga negara asing (WNA) pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).
"Saya masih mendengar dan ini saya minta Kapolri untuk mengusut tuntas permainan yang ada di karantina. Sudah, karena saya sudah mendengar dari beberapa orang asing komplain ke saya mengenai ini," ungkapnya.
Jokowi menekankan agar para menteri dan pejabat terkait disiplin melakukan kebijakan pengetatan di pintu-pintu masuk internasional.
Selain itu, dia meminta pelaksanaan proses karantina para PPLN yang masuk dari luar negeri harus dilakukan secara benar.