Kemudian putri sipir tersebut menjadi Kristen bersama dengan keluarganya.
Legenda lain mengatakan seorang uskup bernama Santo Valentine dari Terni adalah nama sebenarnya dari liburan itu.
Namun, menurut versi lain, Santo Valentine adalah seorang pendeta Romawi yang melakukan pernikahan bagi tentara yang dilarang untuk dinikahi.
Hal tersebut karena dekrit kaisar Romawi yang menyatakan bahwa tentara yang menikah tidak akan menjadi prajurit yang baik.
Sehingga pria muda tidak bisa menikah.
Santo Valentine ini mengenakan cincin dengan Cupid di atasnya (simbol cinta) yang membantu para tentara mengenalinya.
Lalu, sebagai pendahuluan kartu ucapan, ia membagikan kertas hati untuk mengingatkan orang Kristen akan kasih mereka kepada Tuhan.
Karena legenda ini, Santo Valentine dikenal sebagai santo pelindung cinta.
Oleh karena itu, kisah Santo Valentine membuat ditetapkannya hari itu sebagai hari libur untuk cinta romantis.
Kemudian untuk memperkuat hubungan antara Santo Valentine dan cinta, seorang penulis Geoffrey Chaucer pada tahun 1381 menulis puisi.
Puisi tersebut, dianggap oleh para sejarawan sebagai asal mula "modern" perayaan Hari Valentine.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)