News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

KSAD Menduga Ada Kelompok yang Menggiring Opini Agar Pernyataannya Selalu Salah di Mata Masyarakat

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman saat Coffee Morning Pimpinan Redaksi Bersama KSAD di Mabesad Jakarta Pusat pada Senin (7/2/2022).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman membantah tudingan dirinya telah memusuhi Islam.

Menurutnya, anggapan oleh kelompok tertentu itu sama sekali tidak benar.

"Saya ini pernah santri. Ada orang mengatakan saya musuhi Islam, itu enggak benar, salah. Saya santri, saya tidak pernah lewat salat lima waktu, tidak pernah lewat berpuasa," kata Dudung saat coffee morning di Mabes AD, Jakarta, Senin (7/2/2022).

Jenderal Dudung menegaskan tuduhan itu salah besar.

Ia menilai seharusnya masyarakat memerangi kelompok yang mencoba mengancam persatuan NKRI.

KSAD bahkan selalu memberikan kultum di masjid-masjid saat kunjungan daerah.

"Jadi saya sering kultum. Saya sering menyampaikan, kalau belajar, mempelajari agama itu jangan terlalu mendalam kalau tidak ada ustaznya, tidak ada kiainya, tidak ada gurunya," tutur Dudung.

Ia menyayangkan kalimatnya (di sebuah video--red) dipotong menjadi "kalau belajar agama jangan terlalu mendalam".

"Makanya kalau saya sampaikan kebenaran sekalipun itu jadi persoalan," imbuhnya.

Baca juga: Prabowo: Saya Yakin di Bawah Kepemimpinan Jenderal Dudung, TNI AD akan Semakin Kuat dan Hebat

Mantan Pangkostrad ini menilai, ada kelompok-kelompok yang memiliki agenda tersendiri atas kedaulatan negeri.

Mereka menggiring opini agar pernyataannya selalu salah di mata masyarakat.

KSAD memandang pihak-pihak yang dimaksud berlindung dibalik alasan agama.

"Kalimat sejelek apapun kalau bungkusannya agama tidak jadi soal. Ada caci maki dan segala macam, ini yang kita waspada sebab ini membudaya," jelas dia.

Jenderal Dudung bertutur bahwa benar apa yang dikatakan Bung Karno 'perjuangan kalian akan lebih sulit melawan bangsamu sendiri'.

"Bangsa ini besar 17 ribu pulau yang satu daratan Uni Soviet aja bubar," tuturnya.

Untungnya kata dia, Republik Indonesia masih memiliki Pancasila yang menyatukan berbagai macam agama, budaya, suku, kelompok dan golongan.

Rekrut Santri Jadi Prajurit

Lulusan pondok pesantren rencananya akan diajak bergabung sebagai prajurit TNI.

Jenderal Dudung berpandangan seorang santri memiliki keunggulan antara lain memiliki bekal ilmu agama, baik dari segi aqidah maupun dari sisi akhlak.

Dudung menyebut seorang santri lulusan pondok pesantren diyakini bisa mengajarkan ilmu agama yang baik kepada masyarakat maupun TNI.

Menurutnya, pemahaman agama yang benar akan membuat kecintaan terhadap bangsa dan negara Indonesia.

"Ada prajurit TNI yang kebetulan lulusan pesantren mereka itu masuk, kemudian bisa mengajarkan cinta kepada bangsa dan negara," tutur Dudung.

Dudung menilai santri memiliki bekal agama untuk menangkal ajaran radikal yang belakangan ini tengah marak di Indonesia.

Baca juga: Cerita KSAD Jenderal Dudung Temukan Prajurit Beli Seragam Rp 400 Ribu: Jangan Ada Lagi yang Beli

"Jadi nanti para santri bisa masuk ke berbagai kelompok. Termasuk yang terpengaruh ajaran radikalisme," katanya.

KSAD berharap bergabungnya santri sebagai prajurit bisa membuat bangga dan disegani masyarakat internasional.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah kelompok masyarakat yang tergabung dalam Koalisi Ulama, Habaib dan Pengacara Anti Penodaan Agama (KUHAP APA) melaporkan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman ke Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Puspomad), Jumat (28/1/2022).

Pelaporan ini berkaitan dengan pernyataan Dudung yang dianggap menyinggung umat agama tertentu saat menjadi bintang tamu di salah satu acara bincang-bincang di YouTube.

Koordinator KUHAP APA Damai Hari Lubis mengatakan, pernyataan Dudung tidak mencerminkan tupoksinya sebagai perwira tinggi TNI AD.

"Jadi tidak sepantasnya secara etika dan secara hukum," kata Damai seperti dikutip dari Kompas.com, Minggu (30/1/2022).

Dalam pandangan Damai, ucapan yang disampaikan Dudung tidak elok.

Menurutnya, pernyataan Dudung juga sarat dengan tindak pidana formil dan mengandung delik umum.

Artinya, kata dia, tidak perlu dilaporkan pun aparat yang berwenang bisa untuk mengusut atau memproses Dudung secara due proccess atau ketentuan yang berlaku.

"Oleh karenanya, dengan terpaksa kami telah membuat pengaduan atau laporan terhadap Jenderal Dudung sesuai hukum dan perundang-undangan yang berlaku," katanya.

Damai mengklaim bahwa laporan terhadap Dudung telah diterima oleh petugas bernama Agus Prasetyo.
(Tribun Network/Reynas Abdila)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini