Jawa Barat menyumbangkan 23,5 persen kasus, dengan kenaikan kasus yang lebih cepat yaitu 336 kali lipat dalam enam minggu berturut-turut.
Daerah ketiga yaitu Banten dengan total 14,31 persen kasus nasional dan kenaikan kasus tercepat, 620 kali lipat dalam enam minggu terakhir.
Untuk daerah keempat yaitu Jawa Timur dengan jumlah lima persen kasus nasional, naik 83 kali lipat dalam enam minggu.
Bali juga menyumbangkan lima persen kasus nasional, dengan kenaikan kasus 392 kali lipat dalam enam minggu.
Jawa Tengah menyumbangkan tiga persen untuk kasus nasional dan angkat kenaikan kasus 67 kali lipat dalam enam minggu.
Daerah terakhir yaitu DIY dengan jumlah satu persen kasus nasional dan naik 51 persen dalam kurun waktu yang sama.
"Kenaikan yang signifikan pada daerah-daerah tersebut terutama daerah yang kasusnya meningkat cepat seperti Banten, Bali dan Jawa Barat menunjukkan pentingnya melakukan pembatasan aktivitas masyarakat dalam PPKM level 3," kata Wiku.
Wiku menegaskan usaha memperlambat kasus saja tidak cukup.
Ia mengimbau kepada Pemerintah Daerah untuk mengusahakan agar tidak ada lagi penambahan kasus dalam dua minggu kedepan atau kenaikan kasusnya sama dengan nol.
"Dalam hal ini, kunci utama keberhasilan adalah penerapan disiplin protokol kesehatan dengan maksimal," kata Wiku.
Baca juga: Kemenkes Prediksi Puncak Kasus Covid-19 Omicron Terjadi 2-3 Minggu ke Depan
Kluster Penyumbang Kasus Covid-19
Laju penularan di wilayah aglomerasi Jabodetabek.
Wiku menyebutkan peringkat pertama untuk penularan tertinggi adalah Jakarta Pusat.
Kemudian, disusul Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Depok, dan Jakarta Barat.