Kedua, Presiden berpesan agar orientasi pada pencegahan diutamakan.
"Bencana gempa bumi, letusan gunung berapi memang tidak bisa dicegah sebelumnya, namun ada juga bencana yang bisa dicegah, seperti banjir," katanya.
Sehingga, hal tersebut harus dilakukan secara sinergis antara BNPB dengan kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah, serta masyarakat.
Ketiga, infrastruktur untuk mengurangi risiko bencana harus ditingkatkan dan dilakukan bersama-sama antara pemerintah serta masyarakat.
"Karena perubahan iklim dunia akan mengerikan, semua negara juga sudah mengalami bencana yang sebelumnya tidak ada menjadi ada," kata Jokowi.
Kemudian, jalur evakuasi harus terus disiagakan, instrumen peringatan dini harus terus diupdate dan cek secara rutin.
"Saya tahu tidak semua pengadaan peralatan ini oleh BNPB, namun saya minta BNPB juga terlibat karena menyangkut keselamatan masyarakat," lanjutnya.
Keempat, BNPB harus terus aktif mengajak aparat pemerintah, pusat, maupun daerah.
Dimaksudkan, agar semua program pembangunan harus berorientasi pada taguh bencana.
"Perizinan usaha yang dikeluarkan harus mempertimbangkan risiko bencana," tegas Jokowi.
Kelima, membangun sistem edukasi kebencanaan yang berkelanjutan, terutama daerah yang rawan bencana.
Jokowi mengatakan, budaya sadar kebencanaan harus dimulai sejak dini.
Di lingkungan sekolah maupun masyarakat juga perlu diberikan edukasi karena masyarakat harus tanggap bencana.
"Lakukan simulasi setiap saat, jangan menunggu ada bencana," tuturnya.
Baca juga: Iqbal, Petugas Kebersihan Karantina Jujur yang Temukan Uang Milik Penghuni Ditawari Kerja di BNPB