News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Masa Jabatan Presiden

Cara Unik Rumah Demokrasi Tolak Penundaan Pemilu, Rilis Lagu Tiru Gaya John Lennon

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Raja dangdut yang mencalonkan diri sebagai presiden, Rhoma Irama (kiri) didampingi sekretaris Rhoma Irama for Republik Indonesia (Riforri), Ramdansyah (kanan) memberikan keterangan kepada pers di Kantor Reforri, di Jakarta Timur, Sabtu (11/1/2014). Dalam acara itu, capres yang mengklaim telah diusung resmi oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut menyampaikan tentang iklan pencapresan dirinya yang dibuat oleh PKB, sebagai bukti bahwa dirinya merupakan calon resmi dari PKB. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rumah Demokrasi punya cara yang unik menyikapi sebuah kebijakan politik.

Termasuk ketika ramai usul penundaan masa jabatan presiden atau penundaan Pemilu Presiden.

Rumah Demokrasi termasuk yang sejak awal menolak tegas niat elite politik menunda Pemilu 2024.

Perlawanan terhadap keinginan elite itu dituangkan lembaga yang dipimpin mantan Ketua Panwaslu Ramdansyah ini dalam bentuk lagu bergenre dangdut.

"Bersamaan dengan hari Musik Nasional 9 Maret, kami melahirkan lagu "Pemilu (tetap) 2024" dengan bahasa Indonesia dan Banyumasan," ujar Ramdansyah, Rabu (9/3/2022).

Ramdansyah mengatakan inti dari lagu itu adalah elit politik baik eksekutif maupun legislatif harus menjalankan pemilihan presiden sesuai aturan yang sudah ditetapkan.

Perlawanan narasi dengan menggunakan genre Dangdut menjadi pilihan karena disukai masyarakat dari berbagai kelas terutama kelas menengah ke bawah.

Musik dangdut menjadi musik kritis dan menjadi corong kepentingan rakyat.

Perlawanan narasi tunda Pemilu 2024 dengan musik Dangdut ini pernah dilakukan Raja Dangdut Rhoma Irama di era Orde Baru.

Baca juga: MK Buka Peluang Beri Legal Standing Ke Prinsipal Perorangan Dalam JR Terkait Presidential Threshold

"Raja Dangdut mendukung Partai Persatuan Pembangunan (PPP) melawan Partai Golkar yang berkuasa saat itu. Dukungan Rhoma menyebabkan PPP mempermalukan partai berkuasa dengan kekalahan di DKI Jakarta," ujarnya.

Pada akhirnya perlawanan terhadap Golkar yang merupakan partai penguasa Orde Baru tidak hanya dilakukan oleh musisi Dangdut.

Di akhir jatuhnya rezim Orde Baru banyak komunitas musik yang menantang otoritarianisme.

"Musisi seperti Iwan Fals kerap menyanyikan lagu kritis terhadap pemerintah. Di Yogya ada musisi Rock yang tergabung dalam Komunitas Seni Yogyakarta di Maliboro, Yogyakarta menolak kekerasan yang muncul di belahan lain Indonesia"ujarnya.

Mantan Sekjen Partai Idaman ini juga mencontohkan perlawanan musisi terhadap otoritarianisme juga pernah dilakukan oleh John Lennon.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini