Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief mengatakan kondisi geopolitik turut mempengaruhi biaya haji untuk jemaah di Indonesia.
Hilman mengatakan kurs dolar yang menjadi mata uang untuk transaksi penyelenggaraan haji dapat terpengaruh oleh kondisi peperangan yang terjadi di Eropa.
Saat ini, peperangan di Eropa terjadi setelah Rusia menyerang Ukraina.
"Ada yang dinamis tetapi tidak terlalu fleksibel. Misal kurs dolar. Dolar nya nanti ketika kita tetapkan itu harganya berapa, situasi di Eropa seperti apa sih berdampak kepada dolar," ujar Hilman yang disiarkan channel Youtube Kemenag RI, Sabtu (12/3/2022).
Baca juga: Pemerintah Arab Saudi Izinkan Pelaksanaan Ibadah Haji 2022 Diikuti Jemaah dalam Jumlah Besar
Selain dolar, harga bahan bakar pesawat juga dapat terpengaruh oleh kondisi geopolitik di Eropa.
Hilman berharap peperangan di Eropa usai, agar harga minyak dapat stabil. Sehingga biaya haji dapat ditekan.
"Bahan bakar pesawat. Situasi di eropa. Saya berharap tidak ada perang antara negara-negara besar di Eropa ya, Uni Eropa dan lain akur lah. Harga minyak normal stabil itu juga," kata Hilman.
Sebelumnya, dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI pada 16 Februari 2022, Kemenag telah mengusulkan Bipih 1443 H /2022 M senilai Rp45.053.368,00. Usulan ini naik jika dibanding Bipih 1441 H/2020 M.
Namun biaya ini dapat berkurang dengan perubahan kebijakan dari Pemerintah Arab Saudi.
Pemerintah Arab Saudi telah mencabut kewajiban hasil tes PCR negatif dan karantina bagi pendatang.
Kemenag akan melakukan kaji ulang biaya perjalanan ibadah haji 1443 H/2022 M menyusul perubahan aturan ini.