TRIBUNNEWS.COM - Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas sempat menyinggung mengenai tempat ibadah multiagama ketika memberikan sambutan pada Webinar Kebangsaan yang digelar Ikatan Alumni Universitas Indonesia, 5 Maret 2022 lalu.
Webinar tersebut dihadiri oleh Ketua Umum Alumni Universitas Indonesia, Andre Rahadian; Mendikbudristek, Nadiem Makarim, Rektor UI, Rektor IPDN, Rektor UNS, hingga Rektor Universitas Pancasila.
Sementara mengenai pernyataan Yaqut, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Setjen Kementerian Agama (Kemenag) Thobib Al Asyhar pun angkat bicara.
Thobib mengatakan, istilah yang dikatakan oleh Yaqut tersebut bukan berarti satu tempat ibadah untuk semua agama.
Baca juga: Kemenag Jelaskan Konsep Tempat Ibadah Multiagama, Bukan Satu Tempat untuk Semua Agama
Baca juga: Kemenag Kaji Ulang Biaya Haji 2022, Pelaku Kasus UNS Dituntut 7 Tahun Penjara, Penulis Lupus Wafat
Selain itu, ide ini digagas untuk kepentingan kebutuhan tempat ibadah di perguruan tinggi di Indonesia.
“Istilah tempat ibadah multiagama itu bukan berarti satu tempat untuk ibadah bagi semua agama.”
“Ide tempat ibadah multiagama itu adalah upaya untuk menyiapkan fasilitas tempat ibadah untuk masing-masing agama di kampus,” ujar Thobib pada Jumat (11/3/2022) dikutip dari kemenag.go.id.
Thobib menambahkan, ide tersebut agar mendorong kampus atau perguruan tinggi untuk menyiapkan fasilitas tempat-tempat ibadah bagi mahasiswa hingga stakeholders lainnya sesuai dengan agama yang dianut.
Ia pun mencontohkan terbangunnya enam tempat ibadah sesuai dengan enam agama yang diakui di Indonesia yaitu Islam, Katholik, Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
“Jadi ide ini adalah ikhtiar agar setiap mahasiswa dan civitas akademika bisa mendapat fasilitas beribadah di kampus sesuai agamanya dan di tempat ibadanya masing-masing.
Ternyata, kata Thobib, ide ini telah direncanakan oleh perwakilan alumni UI dari berbagai fakultas yang mana menginginkan pembangunan fasilitas sejumlah rumah ibadah di lingkungan kampus.
Ia pun mengatakan, rencana dari alumni UI tersebut didukung oleh Menag karena menurut Yaqut, umat beragama di kalangan kampus, baik dosen maupun mahasiswa juga membutuhkan tempat ibadah.
Telah Dibangun dan Diresmikan di Dua Perguruan Tinggi
Universitas pertama yang memberikan fasilitas berupa enam tempat ibadah adalah Institut Teknologi Sumatera (ITERA) pada 6 Oktober 2021 lalu.
Dikutip dari itera.ac.id, peresmian dilakukan ketika bertepatan dengan Dies Natalis ke-7 ITERA.
Enam bangunan utama yang dinamakan Rumah Ibadah Multiagama (Rima) ITERA tersebut terdiri dari enam bangunan utama untuk enam agama yakni Islam, Katholik, Kristen, Hindu, Budha, dan Konghucu.
Peresmian saat itu dihadiri oleh Rektor ITERA, Mitra Djamal dan didampingi oleh para tokoh lintas agama dan perwakilan mahasiswa.
Baca juga: Viral Pernikahan Beda Agama di Semarang, Kemenag: Tidak Tercatat di KUA
Dalam sambutannya, Mitra Djamala menjelaskan bahwa pembangunan Rima ITERA sangatlah penting guna mengokohkan semangat toleransi antarumat beragama di ITERA.
“Peresmian Rumah Ibadah Multiagama ITERA sangatlah penting, karena mahasiswa ITERA berasal dari Aceh hingga Papua yang tentunya agama dari mereka pun beragam.”
“Sehingga perlu membangun rasa toleransi antarmahasiswa dari berbagai latarbelakang agama dan suku bangsa,” kata Mitra Djamala.
Perguruan tinggi kedua yang memiliki fasilitas enam tempat ibadah adalah Universitas Pancasila.
Peresmian dilaksanakan pada 5 Januari 2022 dan dihadiri oleh Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin.
Dikutip dari YouTube Universitas Pancasila, Ma’ruf menyatakan enam tempat ibadah yang diresmikan tersebut tidak hanya menjadi simbol toleransi namun juga sebagai pemermudah kerjasama lintas agama dan pereka persatuan bangsa.
“Pembangunan rumah ibadah agama-agama yang dibangun berdekatan, saya harapkan tidak hanya menjadi simbol toleransi dan cerminan sikap saling menghargai,” ujar Ma’ruf dalam sambutannya.
“Namun lebih dari itu, juga memudahkan koordinasi dan kerjasama lintas agama serta menjadi perekat persatuan bangsa,” imbuhnya.
Selain itu, kata Ma’ruf, pembangunan enam tempat ibadah ini memperingatkan dirinya dengan Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta.
Baca juga: Persiapkan Haji, Kemenag Terjunkan Tim Advance ke Arab Saudi
Ma’ruf mengungkapkan, terowongan tersebut merupakan cerminan kerukunan umat beragama.
“Jadi kalau hari itu saya meilhat adanya kebersamaan melalui terowongan dan sekarang oleh Universitas Pancasila dibuktikan dengan sekaligus membangun enam rumah ibadah,” tuturnya.
Adapun enam rumah ibadah yang diresmikan di Universitas Pancasila adalah Masjid At-Taqwa, Gereja Katholik Santo Petrus, Gereja Protestan Graha Layanan Kristen, Pura Widya Santika, Vihara Dhamma Sasana, dan Kelenteng Kebajikan Agung.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)