TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini profil Mochtar Riady, salah satu konglomerat di Indonesia.
Dikutip dari TribunnewsWiki, Mochtar Riady lahir di Malang pada 12 Mei 1929.
Ia lahir dari keluarga Tionghoa.
Orangtuanya berasal dari Fujian, China dan mulai menetap di Malang pada 1918.
Saat Mochtar Riady berusia 9 tahun, ibunya meninggal dunia.
Sejak kecil, Moachtar Riady sudah bercita-cita menjadi bankir.
Baca juga: John Riady: Backlog Perumahan di Indonesia Masih Tinggi
Hal ini setelah ia melihat petugas Nederlandsche Handels Bank.
Namun, cita-cita itu terkubur karena ia dipulangkan ke China oleh Pemerintah Belanda.
Di China, Mochtar Riady kuliah di University of Nangking.
Namun, kuliah itu selesai terjadi perang di Nanking.
Mochtar Riady akhirnya kembali ke Indonesia pada tahun 1950-an.
Di Indonesia, tepatnya di Jember, Mochtar Riady mengelola toko kecil pemberian mertuanya.
Hanya dalam waktu tiga tahun, toko kecil ini berkembang pesat dan menjadi toko terbesar di Jember.
Sukses mengelola toko, Mochtar Riady kemudian pindah ke Jakarta.
Di Jakarta, ia bekerja di CV Hayam Wuruk.
Saat itu, Mochtar bertugas untuk mencari dan membangun relasi.
Ia juga bekerja kepada seorang importir dan berbisnis kapal.
Belajar seluk-beluk perbankan
Setelah beberapa saat, ia bekerja di Bank Kemakmuran yang hampir bangkrut.
Ia kemudian mempelajar seluk-beluk perbankan dan akuntansi.
Ia dipercaya sebagai direktur bank.
Kepercayaan tersebut tak ia sia-siakan.
Mochtar berhasil memberikan kemajuan yang besar pada Bank Kemakmuran.
Pada tahun 1964, ia pindah ke Bank Buana.
Lagi-lagi, ia berhasil menyelamatkan Bank Buana yang hampir bangkrut.
Baca juga: CEO LPKR John Riady: Sekarang Saat yang Tepat Membeli Rumah
Saat itu banyak bank bangkrut karena kondisi ekonomi Indonesia tidak stabil.
Setelah menggeluti dunia perbankan, ia masuk ke jurusan ekonomi di Universitas Indonesia.
Di UI, ia bertemu dengan banyak pakar ekonomi.
Pada tahun 1971, ia pindah ke Bank Panin.
Bank Panin merupakan gabungan dari Bank Kemakmuran, Bank Industri Dagang Indonesia, dan Bank Industri Jaya.
Empat tahun kemudian, ia pindah ke BCA.
Ia menjadi orang kepercayaan Soedono Salim, pemilik BCA.
Bahkan, Mochtar diberikan saham BCA sebesar 17,5%.
Di tangan Mochtar, BCA mulai mengalami peningkatan aset dan nasabah.
Pada tahun 1990, ia keluar dari BCA dan fokus membangun Bank Lippo.
Lippo Grup kini berkembang menjadi salah satu gurita bisnis di berbagai sektor.
Perusahaan tersebut memiliki lebih dari 50 anak usaha dan 50 ribu karyawan yang tersebar di seluruh Asia Pasifik.
Perusahaan tersebut bergerak di bidang keuangan, properti, ritel, teknologi informasi, dan rumah sakit.
Kini, Lippo Group dipegang oleh anak Mochtar Riady, James Riady.
Menurut catatan Forbes, kekayaan Mochtar Riady mencapai USD 1,9 miliar.
Meskipun menjadi salah satu orang paling kaya di Indonesia, Mochtar selalu tampil bersahaja.
Ia sering berjalan kaki di pasar dan bertanya tentang harga-harga barang.
Baca juga: PROFIL Mochtar Kusumaatmadja, Menlu Era Orde Baru yang Dijuluki Bapak Hukum Laut Indonesia
Di usianya yang hampir seabad, ia bahkan bisa jalan kaki lebih cepat daripada kolega-kolega yang menemaninya.
Ia juga dikenal sangat menghindari pemborosan.
Ia tidak pernah berganti mobil selama mobil yang ia gunakan tidak terdapat kerusakan.
Bahkan, ia masih sering mencari barang-barang diskon untuk kebutuhan sehari-hari.
Mendapat julukan The Magic of Bank Marketing
Mochtar Riady mendapat judukan The Magic of Bank Marketing.
Hal ini karena ia dikenal sukses mengeloa bank yang hampir bangkrut.
Ia juga pernah membawa BCA menjadi salah satu bank paling sukses di Indonesia.
(Tribunnews.com/Daryono) (TribunnewsWiki/Yusuf)