TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proposal Bupati Lamongan Yuhronur Efendi terkait usulan penanganan banjir Bengawan Jero, Kabupaten Lamongan diserahkan langsung kepada Ketua Badan Anggaran DPR MH Said Abdullah yang disaksikan Ketua DPR Puan Maharani.
Penyerahan dilakukan Anggota Fraksi PDI Perjuangan yang juga Ketua PBNU, Nasyirul Falah Amru (Gus Falah), di sela-sela mendampingi kunjungan Ketua DPR Puan Maharani di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (15/3/2022).
"Saya sebagai anggota DPR dari Dapil Jatim X yang di antaranya meliputi Kapupaten Lamongan, meneruskan aspirasi dari Pak Bupati dalam rangka upaya untuk penanganan banjir. Dan usulan ini saya serahkan langsung ke Ketua Banggar, yang tentunya besar harapan kami, ini bisa terealisasi, yaitu disetujuinya usulan tersebut," kata Gus Falah.
Usulan penanganan bajir dalam proposal tersebut adalah sistem pengendali banjir Sluis Kuro yang meliputi perbaikan pintu kuro yang kurang efektif dan efisien dalam operasionalnya; peningkatan kapasitas pompa pengendali banjir kuro menjadi 10 m3/s; dan pemanfaatan Lahan Bengawan Solo di Sluis Kuro sebagai bozem atau kolam retensi.
Baca juga: DPR Desak Satgas Serius Berantas Mafia Tanah
Kemudian program normalisasi sungai atau kali yang bermuara pada wilayah Bengawan Jero berdasarkan hasil perencanaan teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yaitu Normalisasi sistem drainase kali Dinoyo-Keputran-Wangen-Manyar (DKWM); Normalisasi sistem drainase kali Blawi-Malang-Corong-Mireng (BMCM).
"Dan sistem pengendali banjir Jabung Ring Dike yang meliputi usulan Percepatan penyelesaian pembangunan Jabung Ring Dike," ujarnya.
Baca juga: Jelang Ramadan, Ketua Banggar DPR Minta Pemerintah Tambah Alokasi Anggaran Perlindungan Sosial
Selain itu, untuk pengendalian banjir diusulkan juga normalisasi waduk dan rawa yang meliputi Normalisasi Waduk Gondang, Waduk Prijetan beserta salurannya, dan Normalisasi Rawa Semando, Rawa Cungkup dan Rawa Sekaran yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
"Lokasinya ada di wilayah Kabupaten Lamongan, khususnya di wilayah Bonorowo/Bengawan Jero yang meliputi wilayah Kecamatan Karanggeneng, Kalitengah, Turi, Deket, Glagah dan Karangbinangun merupakan wilayah yang memiliki elevasi lebih rendah dari bengawan Solo sehingga setiap tahunnya terjadi bencana banjir," ujarnya.